Proyek eksplorasi panas bumi (geothermal) oleh PT Hitay Energy di Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, kembali menuai polemik.
- WALHI Sumsel Soroti Potensi Konflik Satwa Liar Akibat Eksplorasi Panas Bumi di Lahat
- Khawatir Dampak Lingkungan dan Sosial, Warga Tanjung Sakti Tolak Eksplorasi Panas Bumi oleh Hitay Energi
Baca Juga
Warga dan mahasiswa menyuarakan penolakan terhadap proyek yang dinilai dilakukan secara tertutup tanpa pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan.
Aksi penolakan diwujudkan dalam bentuk demonstrasi damai, Kamis (29/5), di mana massa dari berbagai elemen berkumpul di Tugu Perjuangan Rakyat Tanjung Sakti sejak pagi.
Mereka kemudian berjalan kaki menuju kantor Camat sambil membawa spanduk dan poster berisi tuntutan agar proyek dihentikan.
Dalam orasinya, warga menyatakan bukan semata menolak pembangunan, namun mereka mempertanyakan tidak adanya transparansi dan sosialisasi dari pihak perusahaan maupun pemerintah mengenai dampak proyek terhadap lingkungan dan kehidupan mereka.
"Kami tidak pernah diajak bicara. Tiba-tiba kami tahu akan ada proyek eksplorasi panas bumi. Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi soal hak masyarakat untuk tahu dan terlibat,” kata Ivan Carli dari Masyarakat Peduli Tanjung Sakti dalam orasinya.
Warga menyebut proyek yang menyangkut hajat hidup orang banyak seharusnya dikaji bersama secara terbuka, bukan dilakukan secara sepihak oleh perusahaan dan elit tertentu.
Mereka menuntut keterlibatan aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut wilayah tempat tinggal mereka.
Kritik juga diarahkan pada pemerintah daerah yang dinilai kurang responsif terhadap keresahan warga. Banyak yang merasa rencana eksplorasi geothermal terkesan ditutupi, sehingga memicu spekulasi dan ketidakpercayaan publik.
Tokoh masyarakat setempat pun menyuarakan kekhawatiran bahwa proyek ini bisa berdampak pada rusaknya hutan lindung, mata air, serta areal pertanian yang menjadi sumber kehidupan utama masyarakat.
“Kami tidak menolak kemajuan. Tapi kalau kemajuan itu dibayar dengan rusaknya lingkungan dan tergusurnya rakyat kecil, itu bukan kemajuan, itu pengabaian,” tegas salah satu tokoh pemuda.
Sebelumnya, seruan terhadap penolakan ini juga datang dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Selatan. Mereka menyoroti pentingnya kawasan Tanjung Sakti sebagai daerah hulu dan penyangga ekosistem, yang rentan mengalami kerusakan bila dijadikan kawasan industri panas bumi.
Kepala Divisi Kampanye WALHI Sumsel, Febrian Putra Sopa, menyebut proyek seperti ini harus melewati kajian lingkungan yang ketat serta konsultasi publik yang menyeluruh.
“Proyek geothermal ini punya risiko tinggi jika dilakukan tanpa perhitungan matang dan partisipasi masyarakat. Kerusakan hutan, polusi, dan gangguan terhadap keanekaragaman hayati harus jadi peringatan serius,” ujarnya.
- Diserang Longsor, Dishub Pagar Alam Imbau Warga Waspada saat Melintas ke Tanjung Sakti
- WALHI Sumsel Soroti Potensi Konflik Satwa Liar Akibat Eksplorasi Panas Bumi di Lahat
- Khawatir Dampak Lingkungan dan Sosial, Warga Tanjung Sakti Tolak Eksplorasi Panas Bumi oleh Hitay Energi