Seperti tak terusik oleh penyebaran wabah virus corona Covid-19, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani sejumlah amandemen konstitusi. Termasuk amandemen berupa resolusi, yang memungkinkan pemimpin negara melakukan pemilihan ulang.
- KPK Diminta Audit Kekayaan Jenderal Andika Perkasa
- Temui Bangsawan Arab, Mendag Zulhas Bakal Buka Ritel Modern Indonesia
- Erick Thohir Enggan Berpolemik soal Muhammadiyah Tarik Dana dari BSI
Baca Juga
Menurut dokumen pemerintah yang dirilis kwmEIN, amandemen tersebut harus disetujui oleh pengadilan konstitusi dalam 7 hari ke depan, sebelum diajukan dalam referendum pada 22 April.
Dokumen itu mengatur, mayoritas orang Rusia harus menyetujui referendum agar amandemen tersebut dapat diadopsi.
Dimuat SCMP, awal pekan ini, terdapat 400 perubahan konstitusi dalam rancangan undang-undang (RUU) yang diajukan ke Majelis Rendah dan Tinggi pada hari yang sama.
Parlemen Rusia sendiri saat ini didominasi oleh Partai Bersatu yang memiliki kedekatan erat dengan Putin. Salah satu amandemen yang paling kontroversial adalah dengan me-reset hitungan masa jabatan presiden. Sehingga Putin bisa menjabat sebagai presiden hingga 2036.
Aksi Putin ini diuntungkan dengan wabah corona yang tengah menjalar. Pasalnya, Rusia saat ini sudah melarang diadakannyaa pertemuan massal, termasuk demonstrasi yang membuat aksi protes terhadap amandemen konstitusi ini gagal.
Kendati begitu, menurut Ketua Dewan Federasi Valentina Ivanovna Matviyenko, referendum akan tetap diselenggarakan meski masih terdapat krisis corona atau Covid-19.[ida]
- Tidak Maju Bacaleg, Sekretaris DPD Demokrat Sumsel Bakal Ikut Pilkada OKI
- Besok Cak Imin Berikan Pembekalan Caleg PKB di Palembang
- Menko Luhut: Jangan Bohongi Rakyat Pakai Cerita Utang Rp7 Ribu Triliun
