Di tengah krisis energi yang melanda Eropa akibat sanksi terhadap Moskow, muncul sebuah rencana dari perusahaan energi utama Ukraina Naftogaz untuk menggantikan peran Rusia memasok gas alam ke negara-negara di benua itu.
- AS Berhenti Bagi Informasi Intelijen dengan Ukraina
- Ukraina Hadapi Ancaman Penghentian Starlink dari AS
- Negosiasi Damai Rusia-Ukraina Guncang Pasar, Harga Minyak Naik Lagi
Baca Juga
CEO Naftogaz, Yuriy Vitrenko, mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaannya bermaksud untuk meningkatkan produksi gas alam dan beralih ke energi alternatif, dan mengumpulkan bahan bakar yang cukup untuk memasok Uni Eropa selama heating season tahun depan.
Menurut Vitrenko, Ukraina dapat menghasilkan cukup gas untuk menggantikan pasokan Rusia jika menarik investasi dan teknologi dari mitra Barat.
“Kami sedang mengerjakan beberapa proyek baru yang benar-benar dapat memperluas produksi di Ukraina secara signifikan – sebesar 10 hingga 30 persen,” katanya, seraya mencatat bahwa perusahaannya sedang menjajaki teknologi pengeboran serpih dan horizontal untuk meningkatkan produksi.
Vitrenko juga mengatakan bahwa Naftogaz saat ini sedang mencari cara untuk mengubah pembangkit listrik berbahan bakar gas menjadi bahan biomassa.
Menurutnya, Ukraina memiliki potensi untuk menghasilkan sekitar sepuluh miliar meter kubik energi biomassa, yang menurut data Reuters, adalah jumlah yang sama dari gas yang diimpor Ukraina sebelum dimulainya operasi militer Rusia pada bulan Februari.
Namun, beberapa analis menunjukkan bahwa kecil kemungkinan rencana yang digariskan oleh Vitrenko akan membuahkan hasil.
Hal ini merujuk pada kegagalan Ukraina dalam meningkatkan produksi dalam negeri selama bertahun-tahun dan menurut mereka situasinya tidak mungkin berubah, terutama karena sekitar 75 persen fasilitas produksi gas Ukraina dikatakan sangat dekat dengan garis depan.
Selain itu, cadangan gas negara itu rendah. Tahun lalu, Ukraina membakar sekitar 19,4 miliar meter kubik gas selama musim panas. Awal tahun ini, pemerintah mewajibkan Naftogaz untuk mengumpulkan setidaknya 19 miliar meter kubik gas di fasilitas penyimpanan, tetapi hanya berhasil menyimpan sekitar 13 miliar meter kubik per 1 September, menurut operator sistem transmisi gas alam (GTS) negara itu.
Ukraina belum membeli gas langsung dari Rusia sejak 2015, sebaliknya mengimpor pasokan gas Rusia dari Eropa. Dan, dengan berkurangnya aliran gas Rusia di tengah sanksi dan masalah teknis, para analis khawatir Ukraina tidak akan dapat menyimpan lebih banyak lagi.
Lebih lanjut, para analis mengatakan konversi skala besar sistem tenaga Ukraina menjadi tenaga biomassa tidak realistis.
Menurut mantan juru bicara Naftogaz Maksim Beliavsky, dibutuhkan investasi sekitar 100 juta dolar AS untuk memproduksi hanya satu juta meter kubik energi biomassa per tahun.
Bahkan dengan dibantu investasi Barat, mengganti pasokan gas Rusia ke UE, yang berjumlah sekitar 155 miliar meter kubik tahun lalu, tampak seperti tugas yang mustahil bagi Ukraina.
- AS Berhenti Bagi Informasi Intelijen dengan Ukraina
- Ukraina Hadapi Ancaman Penghentian Starlink dari AS
- Negosiasi Damai Rusia-Ukraina Guncang Pasar, Harga Minyak Naik Lagi