Tolak Penutupan Gereja, Para Pendeta: Kami Tak Takut Corona

Amerika Serikat akan menutup gereja-gereja pada hari Minggu, untuk mencegah penularan virus corona. Sebagian besar warga Amerika yang taat diharapkan mengikuti rekomendasi pihak berwenang untuk menghindari kerumunan. Tapi ternyata tidak semua dari mereka.


Ini menjadi masalah bagi pemerintah di wilayah Lousiana dan Idho.

"Setan dan virus tidak akan menghentikan kita," kata Tony Spell, 42, Pendeta Gereja Life Tabernacle evangelical di dekat Baton Rouge, Louisiana, melansir Reuters, Jumat (10/4).

Dia berharap lebih dari 2.000 orang berkumpul untuk beribadah di gereja besar pada hari Minggu ini.

"Tuhan akan melindungi kita dari semua bahaya dan penyakit," kata Eja dalam sebuah wawancara.

“Kami tidak takut. Kita dipanggil oleh Tuhan untuk melawan Antikristus yang merayap ke perbatasan Amerika."

Virus corona telah menewaskan lebih dari 14.700 orang di seluruh Amerika Serikat dan menginfeksi lebih dari 431.700 orang. Selama masa wabah ini, lembaga-lembaga keagamaan utama AS, termasuk Keuskupan Katolik Roma akan mengadakan layanan keagamaan online atau lewat siaran televisi.

Namun di Idaho, Ammon Bundy berencana mengadakan perayaan Paskah. Hal yang bertentangan dengan saran kesehatan masyarakat, menurut beberapa laporan media. Pusat Kebudayaan Lintas Injili di Lodi, California, sekitar 70 mil (110 km) barat daya San Francisco, merencanakan layanan lain ketika mendapati pintu gereja mereka telah terkunci.

Sang Pengkhotbah, Duncan, 43, yang telah memimpin pusat penginjilan selama lebih dari 10 tahun, mengatakan pemilik gedung mengganti kunci dan menutupnya pada hari Minggu pagi.

Sebagai gantinya, Duncan mengadakan doa singkat di tepi jalan dengan para jemaatnya ketika mereka muncul untuk kebaktian jam 11 pagi.

"Ini mengecewakan," katanya, "Tuhan memerintahkan kita untuk bertemu dan itulah yang akan kita lakukan saat Paskah."

Duncan bersikeras, ia dan pengikutnya akan tetap mengadakan kebaktian, dia telah memilih lokasi pengganti untuk bertemu.

Pengacara gereja Dean Broyles telah mengajukan pengaduan terhadap kota itu, dan memohon Gubernur California dalam surat untuk mencabut larangan pertemuan gereja besar.

Duncan mengatakan dia tabah dalam keputusannya, "Kami tidak percaya hak kami terkikis oleh virus," katanya, "Kita akan berdiri bersama di hadapan Tuhan bahkan melawan gerbang neraka."[ida]