Timnas Indonesia vs Kuwait, Seberapa Besar Peluang Garuda Untuk Menang?

Timnas Indonesia menjalanai sesi latihan/net
Timnas Indonesia menjalanai sesi latihan/net

Timnas Indonesia tidak memiliki catatan sejarah yang bagus ketika jumpa Kuwait di lapangan hijau. Hal ini bisa dilihat dari catatan pertemuan kedua tim, dimana skuad Garuda belum pernah menang dari enam kali pertemuan.


Paling bagus, dari pertemuan itu timnas pernah menahan imbang ketika gelaran Piala Asia 1996 dan 2000. Terakhir di ajang kualifikasi Piala Asia 2011, Bambang Pamungkas dan kawan-kawan juga pernah menahan imbang Kuwait 1-1 di Stadion Gelora Bung Karno pada tahun 2009. Namun hasil itu tidak juga membawa timnas Indonesia lolos di gelaran Piala Asia.

Melihat catatan tersebut, Kuwait jauh diunggulkan dalam laga perdana kualifikasi Piala Asia 2023 yang akan berlangsung Rabu (8/6/2022) malam di Stadion Jaber Al Ahmad. Apalagi, skuad besutan pelatih Viteslav Lavicka itu akan bertindak sebagai tuan rumah.

Tanpa mengecilkan kondisi tersebut tentu sangat berbeda dengan kondisi anak asuhan pelatih Shin Tae-yong. Performa timnas dinilai sedang menurun setelah ditahan imbang Bangladesh di FIFA Matchday yang rangkingnya jauh dari timnas Indonesia.

Dari materi pemain, Timnas Indonesia tidak bisa mengandalkan skuad terbaik saat melawan Kuwait. Tercatat, pemain penting yang tidak bisa memperkuat Timnas Indonesia adalah Evan Dimas dan Egy Maulana Vikri yang masih mengalami cedera.

Sebagai tuan rumah, Kuwait berpeluang diunggulkan. Mereka sudah terbiasa dengan atmosfer bermain di kawasan Timur Tengah yang cenderung panas. Hal itu tentunya harus menjadi perhatian tersendiri dari Timnas Indonesia.

Namun sepakbola tentunya bukanlah matematika, sejatinya Shin Tae-yong telah mengetahui kelebihan dan kekuarangan anak asuhnya. Potensi meraih kemenangan tetap ada meski sangat kecil, namun hasil yang imbang dinilai cukup realistis untuk diraih di laga perdana.

Diprediksi, pelatih asal Korea Selatan itu bakal menerapkan permainan bertahan dengan mengandalkan serangan balik. Strategi ini dipilih untuk mengamankan poin di laga perdana. Satu hal kelebihan yang dimiliki timnas Indoesia yakni memiliki pemain cepat. Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, Witan Sulaeman dan Stefano Lilipaly yang bisa diandalkan dilini depan.

Dari segi usia, pertandingan antara Kuwait vs Indonesia ini adalah duel tim tua dan muda. Usia rata-rata pemain Kuwait 28,8 tahun, sedangkan Indonesia 23,5 tahun. Tercatat ada delapan pemain yang sudah berusia 30 tahun atau lebih. Sementara di Indonesia hanya dua pemain yang berumur di atas 30 tahun.

Bader Al-Mutawa jadi pemain tertua sekaligus paling berpengalaman di timnas Kuwait. Pemain ini sudah berusia 37 tahun dengan catatan 186 caps dan 56 gol. Pemain termuda Kuwait adalah Bandar Al Salamah. Gelandang berusia 19 tahun itu sudah tiga kali tampil di tiga laga internasional bersama Kuwait.

Sementara, Marselino Ferdinan menjadi pemain termuda dengan usia 17 tahun. Kini tinggal menunggu, apakah Shin tae-yong berhasil dengan skuad muda racikannya.