Tiga Alasan Minyak Goreng Berbahaya bagi Tubuh

Minyak goreng. (Net/rmolsumsel.id)
Minyak goreng. (Net/rmolsumsel.id)

Kelangkaan minyak goreng belakangan ini di Indonesia seolah menjadi pesan untuk mengurangi konsumsi makanan yang menggunakan minyak goreng. Sebab banyak mengonsumsi makanan digoreng tidak baik bagi kesehatan tubuh.


Dikutip dari Hellosehat, minyak goreng mudah teroksidasi ketika dipanaskan. Artinya apabila masuk ke dalam tubuh, residu minyak akan membentuk radikal bebas dan senyawa berbahaya yang menggerogoti kesehatan kita dari dalam.

Sehat tidaknya minyak goreng sebenarnya tergantung jenis dan jumlah lemak yang terkandung. Beberapa jenis minyak goreng memiliki kadar lemak jenuh yang sangat tinggi, bahkan lemak jenuh tersebut melebihi jemak jenuh dalam daging merah.

Berikut tiga alasan mengapa minyak goreng dianggap bisa membahayakan kesehatan tubuh kita.

Minyak Nabati Mengandung Omega-6 dalam Jumlah Besar

Dibanding jenis makanan lain, minyak nabati adalah sumber asam linoleat terbesar. Asam linoleat merupakan jenis asam lemak Omega-6 yang dapat meningkatkan risiko kesehatan apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebih.

Baik Omega-3 atau Omega-6, keduanya sama-sama menghasilkan senyawa eicosanoids namun berbeda sifatnya. Eicosanoids dari Omega-6 memicu peradangan sedangkan Omega-3 melawan peradangan.

Pola makanan modern saat ini cenderung membuat orang makan terlalu banyak Omega-6, tetapi sangat sedikit asupan Omega-3. Sehingga, sifat antiradang dari Omega-3 tidak cukup kuat untuk melawan sifat pemicu radang dari Omega-6.

Peningkatan peradangan dapat meningkatkan faktor risiko beberapa penyakit serius, seperti penyakit jantung, peradangan sendi (arthritis), depresi, dan bahkan kanker. Peradangan yang diakibatkan oleh Omega-6 juga mungkin merusak struktur DNA.

Minyak Sayur Mengandung Lemak Trans

Pada suhu kamar, minyak cair dapat berubah bentuk menjadi lemak padat atau disebut lemak trans. Disebut hidrogenasi parsial, proses tersebut bertujuan mencegah minyak menjadi cepat tengik.

Namun, hal tersebut malah membuat lemak trans jauh lebih berbahaya daripada lemak jenuh. Sebab lemak tersebut bisa menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi tersumbat. Akibatnya risiko berbagai jenis penyakit jantung bisa meningkat, baik itu serangan jantung bahkan stroke.

Oleh sebab itu, mengurangi makanan kemasan cepat saji belum cukup untuk mengurangi risiko kesehatan dari lemak trans. Mengurangi penggunaan minyak goreng sebagai sumber lemak trans adalah langkah yang harus mulai dilakukan.

Minyak Sayur yang Dipanaskan Bahaya jika Terhirup

Konsumsi minyak sayur erat kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kanker. Ini karena ketika minyak dipanaskan dalam suhu tinggi akan bereaksi terhadap oksigen dari sekitar. Reaksi tersebut membentuk senyawa aldehida dan peroksida lipid.

Kedua senyawa tersebut dipercaya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker, meskipun dalam jumlah kecil. Bahkan risiko kanker paru juga mengintai apabila aldehida dan peroksida lipid terhirup oleh paru-paru.