RMOL. Penderitaan rakyat Palestina kian berat. Gempuran dan penindasan yang dilakukan tentara zionis Israel tak kunjung reda, kini ditambah wabah virus corona yang melanda.
Pemerintah Palestina mengumumkan keadaan darurat kemarin. Keputusan tersebut diambil setelah tujuh warga negara di Timur Tengah tersebut diketahui terinfeksi virus corona.
- Antisipasi Kecurangan, Anggota DPRD Palembang Sarankan Pakai Sistem Pemilu Online
- Hari Terakhir Pengembalian Formulir, ESP dan Mawardi Optimis Diusung PAN
- Suharso Diminta Tinggalkan Kursi Menteri PPN, Ketua DPP PPP: Kabinet Adalah Hak Prerogatif Presiden
Baca Juga
"Presiden Palestina Mahmoud Abbas secara resmi mengeluarkan surat keputusan penerapan keadaan darurat selama sebulan untuk mengatasi wabah virus tersebut," tutur Perdana Menteri Palestina Mohammad Ishtaye dalam sebuah pidato yang disiarkan melalui televisi seperti diberitakan JPNN.Com, Jumat (6/3/2020).
Sebagai bagian dari keadaan darurat tersebut, berbagai institusi publik, termasuk sekolah, institusi akademik, tempat ibadah, dan ruang-ruang publik, akan ditutup.
Ishtaye mendesak warganya untuk tidak bepergian dari satu kota ke kota lain sebagai upaya membatasi penyebaran virus.
Dia mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menutup pintu perbatasan sebagai langkah pencegahan, jika diperlukan.
Pengumuman keadaan darurat tersebut dilakukan setelah Menteri Kesehatan Palestina Mai Kaileh mengumumkan bahwa tujuh warga Palestina di Kota Bethlehem terinfeksi COVID-19. [ida]
- LHKPN Belum Dilaporkan, 4 Caleg DPRD Palembang Terancam Batal Dilantik
- Gibran dan Kaesang Cium Tangan Megawati di Gedung KPU RI
- PAN Belum Umumkan Nama Untuk Pilpres 2024 : Santuy