Terpilih Secara Aklamasi, Hadiono Nahkodai DPD Golkar Muara Enim

Penyerahan bendera panji Partai Golkar kepada ketua DPD Partai Golkar Muara Enim terpilih, Hadiono. (Noviansyah/rmolsumsel.id)
Penyerahan bendera panji Partai Golkar kepada ketua DPD Partai Golkar Muara Enim terpilih, Hadiono. (Noviansyah/rmolsumsel.id)

Hadiono nahkodai DPD Golkar Muara Enim setelah terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat II partai Golongan Karya (Golkar) kabupaten Muara Enim di Ballroom hotel Grand Zuri Muara Enim, Sabtu (6/8)


Terpilihnya Hadiono berdasarkan 22 suara kecamatan dan 6 sayap partai Golkar jadi ada 28 suara yang memutuskan Hadiono untuk menduduki tapuk kepemimpinan DPD Golkar Kabupaten Muara Enim sisa masa bakti 2020-2025.

Ketua DPD Golkar Muara Enim Terpilih, Hadiono mengatakan, ke depan antar ketua pengur DPD Kabupaten hingga ke tingkat desa harus mengoptimalkan kerjasama untuk membesarkan Partai Golkar, terkhusus DPD Golkar Kabupaten Muara Enim.

Target 2024 mendatang minimal 8 kursi, kalau pada 2009 lalu Golkar menduduki 8 kursi dari 5 Dapil yang ada, maka kata dia,  ke depan menargetkan 8 kursi dari 4 dapil "Kalau lebih, ya Alhamdulillah, kalau 8 dapat sudah pasti dapat juga ketua DPRD juga, insyaallah," harapnya.

Untuk mencapai itu, kata dia, tentunya akan melakukan konsolidasi serta melakukan gerak cepat karena Pileg dan Pilkada semakin dekat "Jadi kita akan selalu konsolidasi, dan melaksanakan rapat rutin di DPD, pengurus Kecamatan dan pengurus Desa," ujar wakil ketua II DPRD kabupaten Muara Enim ini.

Plt. Ketua DPD Golkar Muara Enim yang menerima mandat untuk melaksanakan Musdalub sebelumnya, Dhennie Zainal mengatakan selama menjadi Plt ada banyak keritikan dan masukan demi membesarkan partai Golkar ini.

Pada saat akan melaksanakan Musdalub ini, ujar Dhennie, ada beberapa yang ingin mencalonkan diri sebagai bacalon ketua DPD Golkar Muara Enim, "Tadinya ada 3 bacalon, yaitu Pak Rani Kodim, Pak Hadiono dan ada Hardiansyah. namun pada detik-detik terakhir sebelum acara dimulai mereka ada kesepakatan bahwa calon tunggal itu bapak Hadiono," ungkapnya.

Berdasarkan kesepakatan itu, Kata Dhennie, dengan adanya calon tunggal berarti tidak ada pemilihan yang akhirnya Hadiono terpilih secara aklamasi, "karena memang Tatibnya seperti itu," pungkasnya.