Terdeteksi 118 Hotspot, Potensi Karhutla di OKI Mengkhawatirkan 

Petugas berupaya memadamkan api di lahan gambut, Kabupaten OKI/ist
Petugas berupaya memadamkan api di lahan gambut, Kabupaten OKI/ist

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI telah mengeluarkan laporan yang mengungkapkan potensi meningkatnya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah OKI. Data ini mencakup periode mulai bulan Juli hingga Agustus dan mendapat perhatian serius dari berbagai pihak terkait.


Kepala BPBD OKI, Lestiadi, menjelaskan bahwa laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa tahun 2023 menjadi tahun dengan musim kemarau kering dan siklus empat tahunan di wilayah Kabupaten OKI. Hal ini memicu kekhawatiran terkait potensi Karhutla yang dapat terjadi.

"Karhutla di tahun 2019 lalu hampir sama dengan tahun ini di mana tanda-tanda telah terlihat dengan adanya 118 titik api (Hotspot) di 14 Kecamatan yang ada di OKI," ungkap Lestiadi pada Jumat (11/8).

Dijelaskan oleh Lestiadi, titik-titik api ini mayoritas terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, Cengal, Sungai Menang, dan Air Sugihan. Meskipun demikian, belum semua kecamatan dapat mendeteksi titik api, dan harapannya adalah wilayah-wilayah tersebut tidak akan mengalami Karhutla.

Berdasarkan data dari Manggala Agni serta data satelit, luas wilayah yang terkena dampak Karhutla di OKI mencapai sekitar 154 hektar hingga saat ini. Situasi ini semakin diperparah oleh informasi dari BMKG Provinsi Sumatera Selatan, yang mengindikasikan peningkatan suhu udara yang mungkin akan terjadi.

"Hal ini berpotensi hingga bulan September kebakaran akan semakin meningkat. Terlebih lagi curah hujan di Kabupaten OKI sudah menurun," tegasnya.

Lestiadi juga menambahkan bahwa masyarakat OKI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan siap sedia membantu upaya pihak Satuan Tugas (Satgas) Karhutla OKI dalam memadamkan serta meminimalisir dampak Karhutla di wilayah ini.