Temani Suami yang Lumpuh, Yeni Tidur Diatas Genangan Air Selama Tiga Bulan

Yeni Warga Blok L Perumahan Griya Buana Indah II saat mengantar suaminya berobat ditengah genangan air yang tak kunjung surut selama tiga bulan. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Yeni Warga Blok L Perumahan Griya Buana Indah II saat mengantar suaminya berobat ditengah genangan air yang tak kunjung surut selama tiga bulan. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Yeni (53), Warga Blok L Perumahan Griya Buana Indah II RT 89, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang memilih untuk bertahan dirumahnya yang kini tergenang air sejak tiga bulan terakhir. Betapa tidak, dia seorang diri harus menemani suaminya Yanto (63) yang mengalami kelumpuhan sejak beberapa tahun terakhir.


"Jadi sejak beberapa bulan terakhir saya dan suami tidur diranjang yang dibawahnya genangan air," katanya, Selasa (14/12).

Yeni yang kesehariannya sebagai penjual model ini mengaku genangan air ini mencapai satu meter dan tak kunjung surut. Namun, dia mengkau tidak mengetahui pasti penyebab terjadinya banjir ini. Dari informasi yang didapatkannya bahwa saluran air terhambat lantaran sampah di TPA. Selain itu, ada juga yang menyebutkan karena pengerukan kolam retensi yang tak baik.

Meski demikian, dia berharap agar kondisi ini cepat diatasi. Karena, dia mengaku kesulitan untuk beraktivitas terutama saat membawa suaminya untuk pergi berobat rutin ke rumah sakit. Lantaran, genangan air yang cukup tinggi tersebut. Dia menjelaskan, untuk membawa suaminya ke rumah sakit, dia harus membopongnya terlebih dahulu ke tempat yang tidak tergenang air, karena tidak ada kendaraan yang berani masuk ke perumahannya."

"Kami harap semoga banjirnya bisa segera teratasi" pungkasnya.

Sementara itu, Belly (35) mengatakan setidaknya ada sekitar 20 RT atau ratusan rumah warga di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang yang terendam banjir ini. Akibat banjir yang tak kunjung surut tersebut, Perumahan Griya Buana Indah II RT 89 seperti kota yang mati. Lantaran, warga terisolir, bahkan sebagian warga harus menggunakan fasilitas umum seperti masjid untuk memenuhi kebutuhan mandi dan buang air. 

"Banjir ini sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Namun, tidak ada upaya dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dalam mengatasi banjir tersebut. Baru tadi Wawako datang untuk meninjau banjir ini, dan memberikan bantuan seperti tenda pengungsian dan lain sebagainya," katanya saat ditemui, Selasa (14/12).

Menurutnya, banjir ini disebabkan tiga hal, yakni tumpukan sampah di TPA Sukawinatan amblas dan menimpa saluran air. Kemudian, galian normalisasi kolam retensi tidak maksimal, karena tumpukan tanah dari galian hanya dibuang dipinggiran kolam retensi sehingga saat hujan kembali ke galian tersebut. Terakhir, banyaknya perumahan yang dibangun sehingga menghambat saluran air.

"Kalau dari sepengetahuan saya sepertinya itu permasalahannya," singkatnya.

Saat dikonfirmasi, Ketua RT 89, Junaidi mengaku banjir ini sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Namun, dia tidak mengetahui penyebab banjir ini. Bahkan, dia juga tidak mengetahui jika ada penggalian kolam retensi. Lantaran, tidak ada izin yang masuk kepadanya. 

"Saya tidak tahu dan tidak ada izin sama saya, tiba-tiba mereka sudah datang dan mengeruk," singkatnya. 

Dalam kunjungan Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda mengklaim saat ini kondisi genangan air di wilayah tersebut sudah menurun hingga 30 sentimeter dari semula hampir satu meter atau sepaha orang dewasa.

"Alhamdulillah upaya kita sudah membuahkan hasil," katanya.

Dia mengaku telah meninjau lokasi tersebut bersama BBWS Wilayah VIII dan mengerahkan personel serta alat berat seperti ekscavator untuk membantu proses normalisasi ini. Dia juga memastikan banjir ini secepatnya akan surat.

"Saat ini kami juga telah memberikan bantuan berupa sembako, pendirian dapur umum dan posko kesehatan serta beberapa kapal karet untuk membantu transporasi warga," pungkasnya.