Munculnya desakan agar Prabowo Subianto mundur dari jabatan Menteri Pertahanan RI saat ini dinilai kurang relevan.
- Dengan 3 Alasan Ini, Wajar PDIP Keluar dari Pilkada Sumbar 2020
- Jadi Lumbung Suara, Mardiono Tegaskan Perjuangan PPP Bersama Masyarakat Aceh
- Prabowo-Gibran Unggul di Sumsel, Saksi AMIN Tolak Tanda Tangan Hasil Rekapitulasi
Baca Juga
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, desakan itu harusnya muncul saat Prabowo mendaftar sebagai calon presiden lalu.
"Kalau saat ini tidak ada urgensinya," kata Dedi, kepada Kantor Berita Politik RMOL, di Jakarta, Kamis (28/3).
"Publik sudah tau, selama ini Prabowo mendapat sokongan penuh dari presiden, dan dia tidak perlu lagi memikirkan reputasi," tambahnya.
Terlebih, pada pemerintahan Prabowo nanti, susunan kabinet hanya sebatas model reshuffle dari pemerintahan sebelumnya ke pemerintahan baru.
"Proses transisi pemerintahan sepertinya juga tidak ada, karena Jokowi terlibat langsung, sinkronisasi sepertinya juga tidak ada, yang ada hanya pembentukan kabinet baru, nuansanya seperti reshuffle biasa saja," tutupnya.
- Bawaslu Bersandar pada 3 Norma UU Pemilu Tolak Laporan Dugaan Pelanggaran Kampanye Zulhas
- Giliran Menteri Meniru Jokowi, Pakai Kantor Kementerian untuk Bicara Capres
- Di Hadapan Airlangga Hartarto, Ridwan Kamil Beberkan Kunci Kemenangan Golkar pada Pemilu 2024