Tahun Depan, Kuota Pupuk Bersubsidi di Sumsel Naik Hampir Dua Kali Lipat

Ilustrasi Pupuk Bersubsidi. (ist/rmolsumsel.id)
Ilustrasi Pupuk Bersubsidi. (ist/rmolsumsel.id)

Masalah kelangkaan pupuk bersubsidi yang dialami petani di Sumsel sepertinya tak akan terulang lagi tahun depan. Pasalnya, alokasi kuota pupuk bersubsidi untuk tahun 2023 bakal ditambah hingga hampir dua kali lipat. 


Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Sumsel, Bambang Pramono saat dibincangi wartawan, Jumat (11/11).

Berdasarkan data, alokasi tahun 2022 untuk pupuk urea sebanyak 142.514 ton dan NPK sebanyak 99.663 ton. Jumlah tersebut mengalami peningkatan di tahun depan yakni pupuk urea sebanyak 250.475 ton atau meningkat 75,75 persen dan NPK sebanyak 188.761 ton atau meningkat sebesar 89,40 persen.

"Alokasi pupuk tersebut sudah ditentukan berdasarkan RDKK yang dibuat petani," kata Bambang. 

Dia menjelaskan, peningkatan jumlah alokasi pupuk bersubsidi tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor. Diantaranya, peningkatan rencana luas tanam padi dan jagung, peningkatan jumlah petani yang terdata dalam SIMLUHTAN, peningkatan jumlah RDKK serta peningkatan Lahan Baku Sawah (LBS) melalui updating lahan sawah yang belum terdata dalam LBS 2019. 

"Selain itu, sebagai implikasi dari Permentan 10/2022, dimana karet dan sawit tidak lagi difasilitasi pupuk bersubsidi. Sehingga alokasi pupuk kedua komoditi ini dialihkan utk 9 komoditi lain yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabe, kopi, kakao, dan tebu rakyat," bebernya. 

Bambang mengatakan, penambahan alokasi tersebut nantinya akan diiringi dengan pengawasan penyaluran yang ketat. Agar distribusi pupuk tersebut tepat sasaran hingga sampai ke petani. 

"Pengawasan akan dilakukan oleh Dinas Provinsi dan Kab, maupun KP3 akan dioptimalkan dengan difasilitasi anggaran pembiayaan di tahun 2023," tandasnya.