Sumsel Diminta Waspada Banjir dan Longsor

ilustrasi banjir. (istimewa/rmolsumsel.id)
ilustrasi banjir. (istimewa/rmolsumsel.id)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi pada pertengahan September hingga Maret 2022 mendatang, Sumsel akan memasuki musim hujan. Karena itu, Pemerintah dan masyarakat diminta untuk mewaspadai terjadinya bencana seperti banjir dan longsor.


Kepala Stasiun Klimatologi Klas I Palembang, Wandayantolis mengatakan musim hujan di Sumsel diprediksi cenderung lebih cepat satu dasarian (10 hari) dibandingkan datangnya hujan secara umum. Hal ini disebabkan anomali suhu yang membuat kondisi Indonesia secara umum akan lebih hangat dibanding pantai barat Amerika. Selain itu, fenomena El Nino dan La Nina juga terpantau netral. 

"Jadi kemungkinan terjadinya hujan di beberapa wilayah di Indonesia termasuk di Sumsel," katanya, Senin (13/9).

Saat ini, dia mengaku musim hujan sudah terjadi dibeberapa daerah di Sumsel bagian barat dengan intensitas 50 hingga 60 milimeter (mm). Namun, ada juga beberapa daerah yang masih belum diguyur hujan seperti di Sumsel bagian timur. Menurutnya, saat ini Sumsel masih dalam masa transisi atau peralihan. Hal ini ditandai dengan perubahan cuaca yang tiba-tiba seperti hujan deras, angin kencang, bahkan dapat saja terjadi hujan es.

"Nanti saat masuk musim hujan, fenomena ekstrem ini akan berkurang," terangnya.

Berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan baru akan terjadi pada awal tahun depan yakni Februari hingga Maret 2022. Dimana, intensitas hujan yakni 200 mm hingga mencapai 400 mm. Dia mengingatkan, agar setiap pemangku kepentingan dan masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor. 

"Kami harap ada upaya mitigasi agar dampak bencana tersebut dapat diminimalisasi," tutupnya.