Sumsel Belum Swasembada Benih, Produksi Lokal Baru Penuhi 20 Persen Kebutuhan

Produksi benih padi Sumsel baru memenuhi 20 persen kebutuhan. (Net/rmolsumsel.id)
Produksi benih padi Sumsel baru memenuhi 20 persen kebutuhan. (Net/rmolsumsel.id)

Kebutuhan benih padi di Sumsel mencapai 25 ribu ton. Dari kebutuhan tersebut, produksi benih lokal baru memenuhi sekitar 20 persen permintaan atau mencapai 5 ribu ton.


Untuk memenuhi kebutuhan benih itu, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Sumsel terus mendorong produksi benih di kalangan penangkar.

Plt Kepala DPTPH Sumsel, Bambang Pramono mengatakan, pihaknya menargetkan dapat mencapai swasembada benih pada 2024 mendatang. Untuk itu, pihaknya telah melatih tenaga Pendamping Peningkatan Ekonomi Petani (P2EP) atau disebut PPL untuk menjadi pengawas benih.

“Sehingga mereka bisa membimbing penangkar benih menjadi penangkar katalog,” kata Bambang, Rabu (7/7).

Selain benih, pihaknya juga memudahkan petani untuk memasarkan produk pertaniannya. Melalui pembuatan aplikasi market place Sibejajo.

“Di market place ini, petani Sumsel bisa menyajikan berbagai produk yang dihasilkannya,” terangnya.

Rencananya, aplikasi ini akan diuji cobakan selama enam bulan. Seluruh petani di Sumsel yang jumlahnya mencapai 735.512 orang akan didaftarkan.

“Dalam aplikasi juga, ada produsen sarana produksi pertanian yang terdaftar. Mulai dari pupuk hingga alat dan mesin pertanian,” ucapnya.

Hanya saja, untuk produsen Saprodi pertanian dilakukan verifikasi. Agar alat yang dijual bisa diaplikasikan ke lahan pertanian yang ada di Sumsel.

“Jadi kita verifikasi lagi. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh petani,” pungkasnya.