Pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Sumsel harus dilakukan secara optimal guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
- Cerita di Balik Secangkir Kopi: Jatuh Bangun Usaha Kafe Binaan Bukit Asam (PTBA)
- Harga Kopi Tembus Rp 72.000 Per Kilo, Petani Pagar Alam Sumringah
- Harga Naik Gila-gilaan, Pemilik Kedai di Palembang Pilih Berburu Kopi Luar Sumsel
Baca Juga
Hal ini diungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Elen Setiadi saat Focus Group Discussion (FGD) bertema “Refleksi Pembangunan Ekonomi di Sumsel dan Strategi Akselerasi ke Depan” yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Wilayah Sumsel di Griya Agung Palembang, Sabtu (1/2/2025).
Dalam FGD tersebut, Elen menyebut sektor pertanian sebagai salah satu tulang punggung ekonomi Sumsel, dengan kopi dan beras sebagai dua komoditas unggulan.
“Sumsel adalah penghasil kopi terbesar kedua di Indonesia, dengan area produksi tersebar di OKU Timur, OKU Selatan, Pagaralam, dan Muara Enim,” ungkapnya.
Selain kopi, Elen juga menyoroti produksi beras Sumsel yang menempati posisi kelima secara nasional. Potensi pertanian di lahan rawa atau lebak menjadi perhatian khusus untuk dioptimalkan melalui mekanisasi pertanian.
“Lahan sawah rawa di bagian timur Sumsel memiliki potensi besar. Dengan mekanisasi, kita harap sektor ini semakin berkembang sehingga Sumsel mampu menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” tambahnya.
Produksi pertanian yang kuat dinilai dapat menjadi solusi atas ancaman penurunan potensi SDA yang tidak dapat diperbarui, seperti batubara.
“Cadangan batubara Sumsel jumlahnya besar, tapi ini tidak bisa bertahan selamanya. Kita harus mulai menggeser fokus ke sektor yang dapat terus diperbaharui, seperti pertanian,” jelas Elen.
Ketua Iluni UI Wilayah Sumsel, Giri Ramanda Kiemas, turut menyampaikan pentingnya optimalisasi sektor pertanian guna mengantisipasi kemungkinan krisis ekonomi di daerah penghasil SDA unggulan jika cadangan mulai habis.
“FGD ini diadakan untuk memberikan arah yang lebih bagi pembangunan ekonomi Sumsel ke depan, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat,” tandasnya.
- Cerita di Balik Secangkir Kopi: Jatuh Bangun Usaha Kafe Binaan Bukit Asam (PTBA)
- Beras Menjadi Penyumbang Tertinggi Inflasi di Sumsel
- Harga Kopi Tembus Rp 72.000 Per Kilo, Petani Pagar Alam Sumringah