Kekeringan yang terjadi sejak Desember ditambah meningkatnya tekanan ekonomi membuat Negara Somalia diambang kelaparan. Karena itu, Badan Kemanusian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah mengupayakan dana 993,3 juta dolar AS untuk mencegah terjadinya bencana tersebut.
- Bermain Mortir, Puluhan Anak di Somalia Tewas Terkena Ledakan
- Serangan Militer Al Shabaab ke Somalia Gagal, 30 Militan Tewas Terbunuh
- 100 Orang Tewas dalam Serangan Pemberontak Al Shabaab di Somalia
Baca Juga
“Hampir 50 persen dari populasi – 7,7 juta orang – memerlukan beberapa bentuk bantuan kemanusiaan atau perlindungan, di antaranya 7 juta diperkirakan terkena dampak kekeringan,” kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam rencana penanggulangan kekeringan dan pencegahan kelaparan terbaru yang meliputi Mei hingga Desember, seperti dikutip dari AFP.
"Kekeringan telah menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian orang-orang yang paling rentan, dan terpinggirkan, termasuk perempuan, anak-anak, dan klan minoritas. Malnutrisi akut pada anak-anak sedang meningkat," lanjutnya.
Empat hujan gagal berturut-turut telah menyebabkan kekeringan terburuk di negara itu dalam 40 tahun dan menyebabkan jutaan orang di ambang kelaparan pertama di mana pun di dunia selama lima tahun.
Badan PBB mengatakan musim hujan Maret-Mei 2022 belum terwujud dan kemungkinan akan menjadi yang paling kering dalam catatan, menghancurkan mata pencaharian dan mendorong peningkatan tajam dalam kerawanan pangan, air, dan gizi.
Menurut OCHA, 1,5 juta anak di bawah usia 5 tahun dan lebih dari 250.000 wanita hamil dan menyusui (PLW) di Somalia saat ini membutuhkan dukungan nutrisi.
Dikatakan total 6,4 juta orang tidak memiliki akses ke air bersih dan sanitasi, dan 6,5 juta orang tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan yang memadai.
"Sanitasi yang buruk dan penyakit menular, termasuk wabah kolera dan campak, telah mengakibatkan 16 kematian yang dikonfirmasi dan menyebabkan ribuan orang sakit tahun ini," pungkasnya.
- TNI Kirim 240 Prajurit ke Misi Perdamaian di Afrika Tengah
- Dalam Waktu Dekat Pengemplang Pajak Sawit akan Setor Rp189 Triliun ke Negara
- Warga Diimbau Bayar PBB Sebelum 30 September, Denda 1 Persen per Bulan Jika Terlambat