RMOLSumsel. Memang tidak secara eksplisit menyebut Formula-E, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri melarang balapan mobil lilstrik tersebut diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas).
- PPP: Sebaiknya Parpol Tidak Ikut Bahas Reshuffle, Biar Tidak Gaduh
- Ishak Mekki Siap Maju di Pilgub Sumsel Asal Partai Menghendaki
- Diungkap Anies, Pinjaman Rp 50 Miliar di Pilkada 2017 Dikembalikan Jika Kalah
Baca Juga
Pernyataan itu disampaikan Bu Mega di hadapan para kader di Kantor DPP PDIP, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat tadi malam.
"Monas itu adalah sudah pasti peraturannya merupakan cagar budaya. Apa artinya? Tidak boleh dipergunakan untuk apa pun juga," ucap Megawati'
Meski tidak spesifik membeberkan aturan yang dimaksudkan tersebut, Megawati berharap pelaksanaan Formula E tidak digelar di Monas.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah angkat bicara. Katanya, salah satu alasan Monas digunakan untuk ajang balap mobil bertaraf internasional itu adalah karena Monas merupakan sebuah ikon.
"Monas kan ikon nasional yang kebetulan ada di Jakarta, jadi ikon Jakarta juga. Kita ingin pada waktunya nanti disorot oleh banyak kamera TV Nasional dan Internasional," ungkapnya saat ditemui Kantor Berita Politik RMOL di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Dengan diselenggarakannya Formula E di Monas, diharapkan Jakarta bisa makin di kenal dunia.
Mantan Walikota Jakarta Pusat itu mengamini penolakan sebagian golongan tersebut karena merasa khawatir keasrian dan keaslian Monas akan berubah. Namun ia kembali menjamin gelaran Formula E tak akan merusak dan mengubah Monas sebagai cagar budaya,akan membuat Monas makin terkenal.
"Ngapain tanggung-tanggung terkenal di dunia? Terkenal di dunia dan akhirat. Ya kan? Kan kita percaya setelah ada dunia ada akhirat," ujarnya sembari tertawa. [ida]
- Masuk Prolega 2023 DPR Aceh, Raqan Legalisasi Ganja Medis Tunggu Revisi UU Narkotika di DPR RI
- Maju Pilkada, Antoni Yuzar Klaim Dapat Dukungan dari Tokoh Banyuasin
- Ray Rangkuti: Ada Kekecewaan Menyuluruh pada Presiden Jokowi