Ada dua agenda penting yang dibawa Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri saat menyindir tongkat komando penanganan pandemi Covid-19 yang tak kunjung dipegang Presiden Joko Widodo.
- Usai Jabat Ketum PSI, Kaesang Diminta Gabung ke KIM Dukung Prabowo
- Sindir Investasi China, Jenderal Gatot Ingatkan Ancaman Geopolitik Hingga Negara Dikuasai
- Gibran Perlu Lanjutkan Strategi Menyerang saat Debat
Baca Juga
Menurut Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti, pernyataan Mega tersebut bertujuan mengkritik lambannya kinerja pemerintah dalam mengatasi Covid-19.
Agenda lain, Megawati juga ingin menaikkan citra putrinya, Puan Maharani yang digadang-gadang akan bertarung di 2024.
"Tentu saja, kejengkelan itu tidak semata soal citra PDIP, tapi juga citra Puan. Puan butuh popularitas dan kenaikan elektabilitas. Itu bisa diraih, selain dari baliho, juga dari citra kinerja pemerintah yang sekarang," kata Ray Rangkuti kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/8).
Meski begitu, pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berpandangan bahwa sindiran Megawati ke Jokowi dan Ganjar Pranowo yang diikuti beberapa kader PDIP ibarat kamuflase untuk menunjukkan Partai Banteng tidak selamanya pro pemerintah.
"Kejengkelan (PDIP) ini tetap dalam koridor terkelola, tak akan menjadi gunjangan politik. Ini hanya sekadar kritik kecil untuk mencitrakan PDIP tak selalu sama dengan pemerintah," demikian Ray Rangkuti.
- Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan Tegaskan Dukung Prabowo
- Presiden Jokowi Sebut Kondisi Menko Luhut Sudah Mulai Membaik
- Luhut: Ekonomi Indonesia Stabil saat Covid-19 karena Peran Kades