Ada dua agenda penting yang dibawa Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri saat menyindir tongkat komando penanganan pandemi Covid-19 yang tak kunjung dipegang Presiden Joko Widodo.
- Pastikan Gelaran Pemilu 2024 Dilanjutkan Pilkada, Jokowi: Hati-hati Mengenai Ini
- KPK Dalami Dugaan Hubungan Spesial Wakil Ketua PKB Kupang dan Mantan Anak Buah SYL
- Baznas-MUI Gelar Safari Ramadan Libatkan 11 Syekh Palestina
Baca Juga
Menurut Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti, pernyataan Mega tersebut bertujuan mengkritik lambannya kinerja pemerintah dalam mengatasi Covid-19.
Agenda lain, Megawati juga ingin menaikkan citra putrinya, Puan Maharani yang digadang-gadang akan bertarung di 2024.
"Tentu saja, kejengkelan itu tidak semata soal citra PDIP, tapi juga citra Puan. Puan butuh popularitas dan kenaikan elektabilitas. Itu bisa diraih, selain dari baliho, juga dari citra kinerja pemerintah yang sekarang," kata Ray Rangkuti kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/8).
Meski begitu, pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berpandangan bahwa sindiran Megawati ke Jokowi dan Ganjar Pranowo yang diikuti beberapa kader PDIP ibarat kamuflase untuk menunjukkan Partai Banteng tidak selamanya pro pemerintah.
"Kejengkelan (PDIP) ini tetap dalam koridor terkelola, tak akan menjadi gunjangan politik. Ini hanya sekadar kritik kecil untuk mencitrakan PDIP tak selalu sama dengan pemerintah," demikian Ray Rangkuti.
- Emiten Luhut Caplok 100 Persen Saham Perusahaan Pengelola Limbah di Singapura
- Industri Tekstil Tanah Air Gulung Tikar, Luhut Malah Beri Karpet Merah Pabrik asal China di RI
- Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan Tegaskan Dukung Prabowo