Simpan Sabu-sabu di Bak Hidrolik, Dir Resnarkoba Polda Sumsel: Modus Baru dan Pertama

Kapolda Sumsel Irjen Toni Harmanto saat menunjukkan barang bukti sabu-sabu hasil tangkapan Ditres Narkoba Polda Sumsel pada press release di Mapolda Sumsel, Rabu (2/2). (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)
Kapolda Sumsel Irjen Toni Harmanto saat menunjukkan barang bukti sabu-sabu hasil tangkapan Ditres Narkoba Polda Sumsel pada press release di Mapolda Sumsel, Rabu (2/2). (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)

Pengedar narkoba selalu memiliki cara baru untuk memuluskan kejahatannya. Seperti yang baru diungkap jajaran Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumsel, di mana kurir menyembunyikan sabu-sabu di dalam bak hidrolik mobil pikap.


Direktur Reserse Narkoba Polda Sumsel, Kombes Heri Istu Hariono menerangkan, pengungkapan pengiriman sabu-sabu tersebut berawal dari informasi masyarakat mengenai adanya “barang turun” dari Aceh. Lalu anggota melakukan tracing dan penyelidikan. Hasilnya pada Selasa dini hari (1/2) ada mobil L300 dengan nopol BG 9833 NQ yang di tracing terdapat narkoba yang dimaksud.  

Namun pada awalnya anggota cukup kesulitan menemukan barang bukti. Sebab modus yang dilakukan para pelaku cukup unik dan tidak seperti biasanya.

“Waktu kita cari (barang bukti narkoba) agak sulit karena disembunyikan di tumpukan kelapa sawit. Namun setelah didesak akhirnya ngaku. Waktu kita geledah ada tombol seperti mesin dan ketika ditekan baknya naik dan baru ketahuan ada barang buktinya. Ini salah satu modus baru dengan membuat tempat penyimpanan khusus untuk mengelabui petugas,” ujar Heri pada press release di Mapolda Sumsel, Rabu (2/2).

Hal ini pun dilaporkan kepada Direktur Tindak Pidana Bareskrim Polri, Brigjen Krisno Halomoan Siregar. Modus yang digunakan para pelaku ini tergolong baru dan belum banyak diketahui jajaran kepolisian.

“Menurut Dir Tipid Narkoba Bareskrim ini baru pertama. Beliau langsung minta saya share ke jajaran untuk mewaspadai modus ini,” tutur Heri.

Dari penangkapan tersebut, selain menyita 16 bungkus sabu-sabu dalam kemasan teh Tiongkok, polisi juga mengamankan dua kurir masing-masing Armia dan Fadli. Menurut pengakuan keduanya, ini merupakan pengiriman kedua.

“Dalam dua kali pengiriman mendapat upah masing-masing Rp100 juta dan dibagi dua. Tujuannya memang Palembang. (modifikasi) mobilnya ini dikerjakan sebuah bengkel di Medan,” terang Heri menyampaikan pengakuan tersangka.

Diakui Heri setiap memasuki bulan Februari, jumlah ungkap kasus narkoba mengalami peningkatan. Seperti tahun 2020, Polda Sumsel berhasil mengungkap pengiriman 22 kilogram sabu-sabu. Lalu tahun 2021 ada tangkapan 25 kilogram sabu-sabu.

Kapolda Sumsel, Irjen Toni Harmanto mengapresiasi anggotanya yang berhasil mengungkap pengiriman 16 kilogram sabu-sabu. Dari jumlah rata-rata konsumsi pemakai, maka Polda Sumsel telah menyelamatkan 160.000 orang dari barang terlarang itu.  

“Kalau melihat harganya 1 kilogram bisa sampai Rp2 miliar, maka dari 16 kilogram ini bisa mencapai Rp32 miliar. Kasus ini masih dalam pengembangan dan kita harapkan bisa mengungkap jaringan yang lain, termasuk barang bukti dan tersangka yang terlibat,” kata Toni.

Toni pun prihatin karena saat ini narkoba khususnya sabu-sabu sudah menjadi sesuatu yang lazim di masyarakat bawah.

“Keprihatinan kita karena para pengguna narkoba ini telah sampai di grass root atau mereka yang ekonomi lemah. Ini perlu dikhawatirkan. Karena tentunya mereka mengonsumsi (narkoba) ini dan saat mereka tidak memiliki uang untuk membeli, maka mereka akan melakukan kejahatan,” tukasnya.