Peringatan Hari Bumi yang jatuh pada Jumat kemarin (22/4), harus menjadi momentum dalam merefleksikan kerusakan iklim yang terus berlangsung di Indonesia, maupun dibelahan negara berkembang.
- Data Kematian Akibat Covid-19 di Lampung Berbeda, KSP Lakukan Investigasi
- Indonesia Dapat 221 Ribu Kuota Haji Tahun Depan
- Sosiolog Sebut Masyarakat Indonesia alami Pandemic Fatigue, Apa Itu?
Baca Juga
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Sarekat Hijau Indonesia (SHI) Dewan Pimpinan Wilayah (DPP), Ade Indriani Zuchri dalam aksi kampanye lingkungan melalui pelatihan kepemimpinan, dan dialog publik dengan tema besar, peran pemuda dalam mewujudkan Ecological Citizenship di Era 5.0
Menurutnya, krisis iklim ini disebabkan keserahakan manusia dengan melakukan ekspansi korporasi baik dalam negeri, maupun asing yang berkolaborasi dengan segelintir elit politik menguras Sumber Daya Alam Indonesia.
"Peran negara dalam membongkar kejahatan oligarki ini masih gelap. Ini tentunya turut merusak iklim di Indonesia," katanya
Hari Bumi yang bertepatan dengan Ramadan 1443 Hijriah, harusnya menjadi momentum untuk menggalang kolektifitas serta merefleksikan kerusakan iklim yang terus berlangsung di Indonesia maupun dibelahan negara berkembang. Menurutnya, untuk mengatasi kerusakan iklim tentunya dibutuhkan kesadaran untuk bersatu, berserikat, dan melawan segala motif kejahatan terhadap lingkungan.
"Jika ini tidak segera disadari maka menciderai iklim dunia. Bahkan, ancaman krisis lainnya juga akan dialami umat manusia," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana, Kevin Adrian Islan mengatakan untuk menyadarkan bahayanya krisis iklim, maka diperlukan perluasan wawasan mengenai pentingnya pemeliharaan lingkungan dan penanganan-penanganan yang terjadi. Sehingga, tidak memperparah kondisi iklim yang hampir sebagian besar terjadi akibat ulah manusia.
“Untuk diketahui bersama Ecological Citizenship merupakan pemahaman kesetaraan makhluk hidup, antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan yang mempunyai hak sama untuk terus tumbuh dan berkembang sebagai penduduk/warga di planet bumi. Sehingga dalam peringatannya, hal ini sangat perlu disampaikan kepada publik secara luas," katanya.
Tak hanya itu, dalam aksinya SHI juga turut melakukan kampanye lingkungan secara terbuka di jalan dengan menyodorkan beragam aspirasi kepada negara agar dapat mengembalikan integritas pemerintah dan meminta kepada pemerintah untuk membersikan demokrasi dari intervensi korporasi "Clean Up Democracy for Earth".
- Cukup Lolos Grup Piala Asia U-17 2025, Indonesia Bisa Tampil di Piala Dunia
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
- Bebek Cabe Ijo dan Iga Bakar Menggoda di Nusantara 86, Buka 24 Jam Selama Ramadan