Setahun Brexit, Inggris Mulai Hadapi Masalah Besar Terkait Tenaga Kerja

Pekerja asing menggarap pertanian di Inggris/ist
Pekerja asing menggarap pertanian di Inggris/ist

Pertanian Inggris telah melalui masa-masa yang cukup berat selama setahun belakangan ini. Pandemi Covid-19 yang panjang telah mempengaruhi rantai pasokan. Namun, penyebab lain yang cukup serius adalah keluarnya  Britania Raya dari Uni Eropa atau Brexit.


Setelah Inggris beroperasi secara independen di luar Uni Eropa, sektor-sektor yang mengandalkan kebebasan bergerak para staf UE, tampaknya adalah yang paling menderita.

Inggris telah kehilangan banyak pekerja asing. Pada 2017, hampir semua dari 70.000 pekerja musiman dalam pemetikan buah dan panen sayuran, termasuk pengemudi truk pengangkut hasil panen, berasal dari Eropa timur, menurut data Serikat Petani Nasional (NFU).

Sejak Brexit, mereka tidak bisa atau tidak mau datang lagi ke Inggris.

Kevin Haynes, seorang manajer pertanian di Inggris utara, mengatakan kepada Euronews bahwa sebagian besar hasil pertanian tidak dapat dipanen karena kurangnya tenaga pemetik dan pengangkut.

Penguncian dan pembatasan Covid-19, ditambah dengan Brexit yang mulai berlaku, keduanya di saat yang berbarengan, telah membuat banyak orang Eropa kembali ke negara asal mereka.

Di bawah aturan imigrasi baru Inggris, warga negara Uni Eropa tidak lagi memiliki perlakuan istimewa; sebaliknya, sistem berbasis poin baru dirancang untuk menarik pekerja terampil.

Masa sulit juga dialami sektor perhotelan. The Rubens at the Palace, hotel bintang lima yang menghadap ke kediaman resmi Ratu di Istana Buckingham, juga mengalami kesulitan menemukan staf.

Manajer umum Malcolm Hendry menggambarkan kombinasi Brexit dan Covid-19 sebagai "badai terbesar" yang dikenalnya dalam kariernya selama lebih dari 30 tahun.

"Tidak bisa merekrut (tenaga kerja) dari seluruh Eropa ketika kami sudah terbiasa melakukan itu selama bertahun-tahun sebelumnya, benar-benar merupakan akar dari tantangan yang ada," katanya.

Ia menambahkan, berharap bisa kembali merekrut tenaga kerja di seluruh pasar terbuka.

"Dapat membawa kembali dan membawa orang-orang baru, wajah-wajah baru ke dalam industri kami untuk benar-benar memungkinkan saya dan begitu banyak rekan industri untuk kembali memiliki jumlah staf dan tim ke tingkat yang sama seperti sebelum Covid-19," jelasnya.