Sedekah Kampung Bakal Dijadikan Agenda Pariwisata Tahunan di Palembang

Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Sulaiman Amin. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)
Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Sulaiman Amin. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)

Sedekah kampung yang merupakan tradisi antar umat beragama di Kawasan Kampung Kapitan, bakal dijadikan agenda pariwisata tahunan di Kota Palembang.


Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Palembang, Sulaiman Amin mengatakan kegiatan Sedekah Kampung ini merupakan sebuah tradisi yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Hanya saja, baru terekspose dan diketahui. Tradisi ini diinisiasi oleh umat Tionghoa yang meminta kepada Umat Muslim untuk mendoakan agar seluruh masyarakat di Kampung Kapitan selalu selamat terhindar dari balak selama setahun ke depan.

"Ini sudah menjadi kebiasaan, tradisi dari warga Kampung Kapitan, hanya saja tidak terkspos," katanya ketika dibincangi, Kamis (31/3).

Menurutnya, masyarakat Kota Palembang sendiri kemungkinan tidak mengetahui tradisi tersebut. Karena itu, tradisi dari masyarakat Kampung Kapitan ini akan dimasukkan kedalam Calender of Charming Event Palembang tahun-tahun berikutnya. "Tentu akan kita coba bantu kita kerjasamakan sehingga perayaannya akan lebih meriah dan lengkap," ujarnya.

Untuk langkah awal, Sulaiman mengatakan pihaknya akan melakukan riset mendalam untuk membentuk story telling dari tradisi Sedekah Kampung tersebut. Sehingga tradisi tersebut pun bisa menjadi dikenal oleh masyarakat luar, bahkan menarik wisatawan luar yang penasaran terhadap toleransi dari umat beragama di Palembang.

Sementara itu, keturunan ke-13 Kapitan, Slamet Wijaya atau yang biasa disapa Ko Godek menyambut baik langkah yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kota Palembang tersebut. Menurutnya, tentu akan membantu dalam melestarikan tradisi yang sudah ada sejak dahulu. "Dengan begini tentu tradisi dari leluhur kita ini bisa terus terjaga, bahkan lebih meriah dari biasanya," terangnya.

Ko Godek berharap, agar tradisi antar umat beragama ini bisa menjadi referensi dari umat beragama lain untuk bersatu meskipun berbeda ajaran. "Tentu rasa toleransi itu harus kita bangun bersama-sama karena kita ini semuanya sama yakni sebagai umat manusia," pungkasnya.