Reaksi Siswa terhadap MBG di Palembang, Ada yang Tak Selera hingga Kekurangan Porsi 

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Adrianus Amri saat meninjau program Makan Bergizi Gratis di Sekolah/Foto: Maya Hasan
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Adrianus Amri saat meninjau program Makan Bergizi Gratis di Sekolah/Foto: Maya Hasan

Sebanyak lima sekolah di Kecamatan Ilir Barat (IB) 1, Palembang, menjadi pelopor pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. 


Program ini bertujuan untuk memberikan akses makan siang bergizi secara gratis bagi siswa TK hingga SMP guna mendukung tumbuh kembang mereka. Sekolah-sekolah yang terlibat dalam tahap awal program ini adalah TK Panca Bakti, SDN 24, SDN 25, SMPN 19, dan SMPN 33 Palembang.

Pada hari pertama, siswa menerima menu yang terdiri dari nasi, tempe, tahu isi ayam cincang, tumis buncis, dan pisang pada jam istirahat pukul 12.00 WIB. Namun, reaksi para siswa terhadap makanan tersebut bervariasi. 

Beberapa siswa langsung menyantap makanan dengan senang hati, sementara yang lain tidak begitu tertarik dengan menu yang disajikan.Muhammad Andrian (11), siswa kelas 7, mengungkapkan kegembiraannya atas makanan yang disajikan. 

"Habis, suka sama makanannya, karena di rumah bunda suka masak tahu dan tempe," ujarnya setelah menyantap makanannya. 

Dia juga mengaku senang tidak perlu membawa bekal dari rumah karena sudah mendapat makanan gratis dari sekolah. Sementera, reaksi siswa lainnya Rizki Ramadhan, justru memilih tidak makan karena tidak selera dengan beberapa menu yang disajikan.

"Tidak suka tahu dan tempe, tidak suka buncis, sukanya ayam atau ikan," kata Rizki. 

Dia mengaku sudah sarapan di rumah sebelum berangkat ke sekolah dan lebih memilih makan siang di rumah. Di sisi lain, beberapa siswa kelas 8 terlihat membeli makanan tambahan di kantin sekolah. 

Sementara siswa lainnya juga mengaku kurang dengan porsi yang dibagikan. "Nasinya dan lauknya sedikit sekali, kami dak kenyang," ungkapnya dengan logat khas Palembang.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Adrianus Amri, menjelaskan bahwa menu dan takaran gizi disusun oleh Badan Gizi Nasional (BGN). 

"Dapur umum yang menyuplai makanan langsung dikelola oleh BGN, dan dapur umum di wilayah IB 1 sudah siap. Minggu depan, dapur di wilayah Sukarami dan Kalidoni juga akan beroperasi," ungkap Amri.

Sekda Palembang, Aprizal Hasyim, menambahkan bahwa Pemerintah Kota Palembang akan terus mengawasi pelaksanaan program ini dengan membentuk satuan tugas (Satgas) khusus. 

Selain memastikan kualitas dan keberlanjutan program, Satgas juga akan mengoordinasikan perluasan program ke wilayah lain di kota ini. 

"Program ini merupakan langkah besar untuk meningkatkan kesejahteraan siswa. Kami juga berharap dapat memberdayakan UMKM kuliner lokal dengan melibatkan mereka dalam penyediaan makanan," jelas Aprizal.  

Dari 1.600 siswa yang terdaftar di SMPN 19, sebanyak 1.098 siswa menerima makanan gratis pada hari pertama pelaksanaan program ini.