Ratu Dewa Akui Perhatian Pemkot Palembang di Sarana Olahraga dan Kesenian Kurang

AMPCB memenuhi undangan Sekda Palembang Drs Ratu Dewa Msi untuk berdiskusi terkait polemik sarana Olahraga dan Kesenian/Foto: Dudy Oskandar
AMPCB memenuhi undangan Sekda Palembang Drs Ratu Dewa Msi untuk berdiskusi terkait polemik sarana Olahraga dan Kesenian/Foto: Dudy Oskandar

Tim Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) Palembang mendatangi Kantor Walikota Palembang. Kedatangan tersebut untuk memenuhi undangan Sekda Palembang Ratu Dewa terkait polemik pembiaran cagar budaya di kota Palembang, salah satunya rusaknya bangunan Balai Pertemuan yang berada dibelakang Kantor Pemerintah Kota Palembang.


Dalam hal ini, Sekda Palembang Ratu Dewa mengakui Pemerintah Kota Palembang belum memiliki sarana dan prasarana olahraga dan kesenian yang representatif. 

"Jujur saja belum ada sarana olahraga milik Pemerintah Kota Palembang yang refresentatif, begitupun seni belum ada balai atau apapun namanya yang memang punya Pemerintah Kota Palembang untuk kesenian. Yang ada sarana olahraga milik provinsi di Jakabaring, memang hari ini secara pribadi saya nilai ini harus jadi perhatian," kata Ratu Dewa saat menerima perwakilan AMPCB Vebri Al Lintani, Heri Mastari, Avir, Dudy Oskandar dan Mang Dayat, Senin (27/2).

Lebih lanjut Dewa mengatakan, dirinya menyampaikan langsung permasalahan ini ke Walikota Palembang, H Harnojoyo. "Hari ini kita bisa sharing sama-sama masukan dan saran dan ini akan saya sampaikan ini ke pak Walikota tentang beberapa persoalan bukan sarana seni saja yang lain-lain juga," jelasnya. 

Ratu Dewa akhirnya berjanji mengajak pihak AMPCB dalam waktu dekat untuk bertemu Walikota Palembang dimana tentunya akan juga dihadirkan pihak terkait.

“ Kalau berkenan kita bersama-sama dan saya akan dampingi bertemu pak wali menyampaikan hal-hal tadi yang aku pikir argumentatiflah, secara pribadi aku sangat setuju dan mendukung apa yang disampaikan tadi,” katanya.

Sementara itu, perwakilan AMPCB Vebri Al Lintani mengatakan aksi yang dilakukan para seniman beberapa waktu lalu. Merupakan bentuk keprihatinan seniman terhadap kepedulian pemerintah yang sangat minim karena banyaknya cagar budaya di Palembang dibiarkan terbengkalai.

Untuk itu pihaknya menekankan kepada Pemerintah Kota Palembang untuk lebih memperhatikan gedung Balai Pertemuan yang merupakan cagar budaya, dijadikan tempat sarana kesenian dan budaya di Kota Palembang.

"Dari pada gedung tersebut dibiarkan rusak parah dan tidak terawat,. Kita inginnya Balai Pertemuan itu jadi gedung kesenian, karena selama ini Palembang belum ada sarana dan prasarana Gedung Kesenian," pungkasnya.