PNM Hadirkan Sudut Literasi dan TIBA di PNM, Dorong Budaya Membaca hingga ke Akar Rumput

PNM  menegaskan komitmennya untuk terus mendorong budaya literasi melalui program Sudut Literasi dan TIBA/ist
PNM menegaskan komitmennya untuk terus mendorong budaya literasi melalui program Sudut Literasi dan TIBA/ist

Di tengah maraknya arus digital dan informasi instan, kebiasaan membaca buku kerap terpinggirkan. Namun, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) justru menegaskan komitmennya untuk terus mendorong budaya literasi melalui program Sudut Literasi dan TIBA di PNM (Titik Baca di PNM).


Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyampaikan bahwa momen Hari Buku Nasional dimaknai PNM sebagai ajang refleksi dan aksi nyata dalam memperluas akses literasi hingga ke lapisan masyarakat paling bawah.

“Literasi bukan soal ada buku atau tidak, tetapi bagaimana kita menghadirkan buku dalam kehidupan sehari-hari. Lewat Sudut Literasi dan TIBA di PNM, kami ingin buku kembali dekat dengan masyarakat,” ujar Arief, Minggu (18/5/2025).

Sudut Literasi merupakan ruang baca fisik yang telah dihadirkan di berbagai daerah, salah satunya di wilayah pesisir Banyuwangi, untuk menjangkau anak-anak yang minim akses bacaan. Sementara itu, TIBA di PNM adalah perpustakaan digital yang dapat diakses gratis oleh siapa saja melalui barcode.

Koleksi bacaan yang tersedia meliputi cerita anak, buku motivasi, literatur UMKM, hingga edukasi keuangan. Inovasi ini memungkinkan siapa pun yang datang ke kantor PNM dapat langsung mengakses bahan bacaan secara digital dari ponsel mereka.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Susenas 2022, hanya 17 persen penduduk Indonesia yang rutin membaca buku. PNM melihat tantangan terbesar bukan lagi pada produksi buku, tetapi pada distribusi, akses, dan kebiasaan membaca.

“Anak-anak dari keluarga nasabah PNM umumnya berasal dari kalangan prasejahtera, punya semangat belajar tinggi tapi minim akses. Kami ingin hadir di ruang-ruang itu. Karena dari satu buku yang dibaca, bisa tumbuh satu mimpi besar,” tambah Arief.

Dengan lebih dari 15 juta nasabah aktif Mekaar di seluruh Indonesia, PNM berharap program literasi ini akan menumbuhkan efek berantai terhadap minat baca, khususnya di tingkat akar rumput.

“Di era digital seperti sekarang, justru buku harus menjadi jangkar. Agar generasi kita tidak hanya melek teknologi, tapi juga memiliki fondasi berpikir yang kuat,” tutup Arief.