Dalam upaya menaikkan angka kelahiran, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjanji akan meningkatkan tunjangan cuti untuk mengasuh anak.
- Korsel Kirim Tim Kedua Untuk Bantu Korban Gempa Turki
- Pemprov Sumsel Gratiskan Penggunaan Taman Budaya Sriwijaya
- Keputusan Australia Batalkan Pengakuan atas Yerusalem Dianggap Bijak dan Berani
Baca Juga
Menurut Kishida, negaranya memiliki kesempatan terakhir hanya selama enam hingga tujuh tahun ke depan untuk dapat mengembalikkan angka kelahiran.
"Untuk itu pemerintah akan melakukan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai prioritas utama untuk membalikkan keadaan," kata Kishida dalam konferensi.
Dalam penjelasannya, Kishida mengatakan akan mendorong perusahaan untuk memberikan cuti mengasuh anak bagi staf laki-laki, dan memberi tunjangan kepada pekerja lepas atau wiraswasta yang kehilangan pendapatan setelah memiliki anak.
Dimuat Bernama pada Sabtu (18/3), hanya sekitar 14 persen pekerja laki-laki di Jepang yang memenuhi syarat untuk mengambil cuti mengasuh anak pada 2021 lalu, namun saat ini, pemerintah tengah berupaya untuk menaikkan angka tersebut menjadi 50 persen.
PM Jepang itu mengatakan pemerintahannya akan segera mengungkapkan garis besar skema baru itu, beserta paket kebijakannya pada bulan Juni mendatang.
Sejauh ini, Jepang terus mencatat kemerosotan angka kelahiran di negaranya, dengan 2022 lalu hanya sekitar 799.728 bayi yang tercatat lahir di negaranya, angka itu merupakan rekor paling rendah yang terjadi di Jepang.
- Tingkatkan Kesejahteraan Keluarga Anggota, Polda Sumsel Gandeng Bank Mandiri
- Garena Rilis Free Fire MAX, Bagaimana Nasib Free Fire yang Sekarang?
- Singapura Catat Lebih dari 10.000 Kasus Harian Covid-19