PT PLN (Persero) menyatakan keyakinannya bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata dapat menciptakan percepatan transisi energi untuk mendukung pencapaian Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 mendatang.
- Target Pimpin Industri Asuransi Syariah di 2024, Ini Langkah Strategis Zurich Syariah
- Pendapatan Per Kapita Naik, Sinyal Pemulihan Ekonomi Makin Terlihat
- IM3 Umumkan Pemenang Undian Program BeRLimpah, Ada Hadiah Mobil
Baca Juga
Sebagai PLTS terbesar di Asia Tenggara dan peringkat ketiga di dunia, PLTS ini disebut memiliki kemampuan untuk mengurangi emisi karbon sebesar 214 ribu ton per tahun.
Direktur Utama PLN Nusantara Power (NP) Rully Firmansyah merinci PLTS Terapung Cirata 193 MWp ini memiliki kemampuan untuk melistriki sebanyak 50 ribu rumah dengan asumsi perumah 15 kwh/ hari.
Selain itu, PLTS ini juga disebut akan berkontribusi mengurangi emisi karbon sebesar 586,3 ton per hari.
“Jadi dalam setahun akan mengurangi emisi karbon sebesar 214 ribu ton per tahun. Ini merupakan komitmen kami untuk menyalurkan listrik yang hijau kepada masyarakat secara berkelanjutan,” ujar Rully.
PLTS Terapung Cirata ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) hasil kolaborasi dua negara yakni Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang melibatkan subholding PLN Nusantara Power, Masdar, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN yang baru diresmikan Presiden Jokowi pada Kamis (9/11) pekan lalu.
Bagi PLN, pembangunan PLTS Terapung Cirata di atas waduk seluas 200 hektare ini sendiri menjadi langkah nyata PLN dalam mendukung pemerintah melakukan transisi energi.
- Pertamina International Shipping Turunkan Emisi Karbon Hingga 25.445 ton Setara CO2
- Menko Airlangga Tegaskan Komitmen Pemerintah Mereduksi Emisi Karbon
- Media dan Jurnalis Didorong Lebih Aktif Suarakan Isu Lingkungan