Para petani kopi di Kabupaten Lahat cukup pusing. Karena harga komoditas andalan ini yang relatif murah saat musim panen sekarang. Kondisi berbeda justru dialami para petani cengkih di kabupaten ini, karena harganya jualnya cukup tinggi mencapai Rp 55 ribu per kilogram.
- Kepala Cabang BPJS Kesehatan Palembang Evaluasi Pelayanan Melalui Interaksi Langsung dengan Peserta JKN
- Ekonomi Jepang Membaik, Harga Karet di Sumsel Merangkak Naik
- Indonesia Terancam Inflasi, BI Diminta Tidak Terburu-buru Naikan Suku Bunga
Baca Juga
“Alhamdulillah, cengkih tidak ikut-ikutan murah, perkilogram bisa mencapai Rp. 55.000. Namun, tidak banyak warga menanamnya,” tutur Yasmin, petani cengkih asal Desa Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu, Rabu (1/7/2020).
Dia juga mengutarakan, cara menjemurnya pun tidak selama kopi, kayu manis atau hasil bumi lainnya. Cukup 3 hari berturut jika cuaca panas, maka cengkih cepat kering dan siap dijual,” ungkapnya.
Terpisah, Ani, petani asal Desa Tanjung Kurung Ilir, Kecamatan Tanjung Tebat mengemukakan bahwa warga setempat sebenarnya tidak banyak yang menanam cengkih, padahal harganya cukup mahal dan menjanjikan.
“Satu kilonya berkisar Rp55 ribu sampai Rp60 ribu dilihat dari kekeringan dan besar kecil buah yang dihasilkan,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, pohon cengkih miliknya ini peninggalan dari orangtua, lumayan hasilnya bisa buat anak sekolah serta kebutuhan sehari-hari.
“Peninggalan orangtua, bukan hanya cengkih, melainkan kopi, sahang, padi pun ada. Walaupun harga komoditi tiga disebutkan tadi belum stabil,” pungkas Ani. [ida]
- Bisa Naik LRT Sepuasnya, Balai Pengelola Kereta Api Ringan Luncurkan Kartu Merdeka
- Fasilitasi Ekspor Pempek, PT Pelindo II Palembang Siapkan Ini
- Pabrik Gula dan Jumbo Jadi Film Paling Banyak Ditonton Selama Libur Lebaran di Palembang