Menteri Keuangan, Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2021 tidak mampu melampaui angka 5 persen.
- Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik dari Rp71 Triliun Jadi Rp171 Triliun
- Prabowo Subianto dalam Bahaya jika Pilih Menkeu Seperti Sri Mulyani
- Indef Prediksi Kabinet Mendatang Bingung Hadapi Ekonomi Global
Baca Juga
Hal ini disampaikannya dalam rapat kerja Bersama Komisi XI DPR RI terkait pembahasan asumsi Kebijakan Ekonomi Makro, Pokok-pokok Kebijakan Fiskal RAPBN 2022 di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6).
Sri Mulyani menilai kondisi ini terjadi jika pemerintah mempertahankan ekonomi nasional berjalan seperti biasa. Namun, jika pemerintah melakukan reformasi struktural di sektor produktivitas maupun birokrasi dan regulasi. Maka, pertumbuhan ekonomi 2021 bisa melebihi angka 5 persen. Dengan adanya reformasi produktivitas, maka pertumbuhan ekonomi kita akan didukung oleh investasi dan ekspor yang lebih tinggi.
“Kalau reformasi produktivitas ini dilakukan secara konsisten maka akan tumbuh hingga 6,5 persen. Bahkan, bisa tumbuh mencapai 7,5 persen,” terangnya.
Karena itu, untuk memperbaiki ekonomi nasional ini, pemerintah harus mencanangkan reformasi struktural ditahun ini dengan berbagai cara. Seperti, memperbaiki SDM, efisiensi infrastruktur, dan penyederhanaan birokrasi dan regulasi.
Dia juga menekankan investasi dan peningkatan daya saing maupun ekspor tentunya akan menjadi agenda penting bagi pemerintah dan masyarakat. Sebab dengan transformasi ekonomi ini akan mendukung kesejahteraan rakyat.
“Kalau lebih efisien dan efektif tentu akan berpengaruh ke kesejahteraannya,” tutupnya.
- Fauzi Amro dan Charles Meikyansah Mangkir Lagi dari Panggilan KPK di Kasus Korupsi CSR BI
- Cukup Lolos Grup Piala Asia U-17 2025, Indonesia Bisa Tampil di Piala Dunia
- Anggota DPR Desak Pemeliharaan Alat Keamanan di Lapas