Persaingan ketat diprediksi bakal terjadi di pemilihan wali kota (Pilwalko) Palembang 2024. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dirilis Lembaga survei dan riset Semar Political Institute (SPIN), Selasa (5/11).
- Selain AHY, Khofifah Masuk Nominasi Surya Paloh untuk Dampingi Anies
- Persiapan Tatap Muka, 816 Siswa SMAN I Kayu Agung Divaksin
- Dua Ribu Ulama dan Kiai di Madura Gelar Istighosah dan Dukungan untuk Ganjar Presiden 2024
Baca Juga
Survei tersebut dilakukan pada periode 25 hingga 30 Oktober 2024, dengan melibatkan 1.000 responden yang merupakan warga berhak pilih di 18 kecamatan di Kota Palembang.
Hasil survei menunjukkan bahwa pasangan calon Ratu Dewa-Prima Salam memimpin dengan perolehan suara sebesar 36,60 persen, diikuti oleh pasangan Yudha Pratomo - Baharudin yang memperoleh 32,33 persen.
Pasangan Fitrianti Agustinda - Nandriani Octarina berada di posisi ketiga dengan 18,83 persen, sementara 12,23 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Menurut Direktur SPIN, Mawardin meskipun pasangan Ratu Dewa-Prima Salam masih unggul, kendati elektabilitas mereka cenderung stagnan. Sementara itu, Yudha Pratomo - Baharudin mengalami peningkatan elektabilitas yang signifikan, terutama setelah debat perdana yang berlangsung pada 22 Oktober lalu dan didukung oleh kampanye yang masif.
"Fenomena stagnasi dan macetnya elektabilitas Ratu Dewa - Prima Salam dapat dianalisis dalam konteks adanya migrasi pemilih ke pasangan lain yang menawarkan perubahan. Semakin jelas animo masyarakat Kota Palembang yang menginginkan perubahan seiring berjalannya kampanye," kara Mawardin dalam keterangan yang diterima, Selasa (5/11).
Sementara itu, elektabilitas Fitrianti Agustinda - Nandriani Octarina menurun karena jangkauan suara yang terbatas dan kurangnya representasi terhadap perilaku pemilih yang cenderung mencari pemimpin yang tegas di tengah isu premanisme dan pungli yang semakin meresahkan.
SPIN juga melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan analisis kualitatif terkait kapasitas kepemimpinan para paslon. Mawardin menilai Yudha Pratomo dan Baharudin lebih siap memimpin Kota Palembang, didukung oleh pemahaman yang mendasar tentang isu-isu pembangunan.
"Portofolio dan jejak rekam Yudha Pratomo lebih relevan untuk menjawab tantangan kontemporer Kota Palembang saat ini. Dia memiliki kapasitas, kompetensi, dan pemikiran visioner," ungkap Mawardin.
Dia menambahkan bahwa gagasan dan platform pembangunan dari paslon Yudha Pratomo - Baharudin paling progresif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sedangkan paslon lain dinilai masih normatif.
Mawardin menutup keterangannya dengan mengingatkan bahwa politik selalu dinamis dan hasil akhir pemilu akan tergantung pada keputusan pemilih pada hari H. "Yang terpenting, para pemimpin harus mengedepankan politik gagasan yang solutif, bukan sekadar mencari kursi semata," tutupnya.
- Polda Metro Jaya Kerahkan 11 Ribu Personel, Jaga 65 Ribu TPS
- Ada Faktor Jokowi di Balik Tren Positif Elektabilitas Prabowo Jelang Pilpres 2024
- Bawaslu Dilaporkan ke DKPP Terkait Seleksi Panwascam