Peringati HUT RI ke-77, CPI Gelar Diskusi Sejarah Perjuangan Kemerdekaan

Diskusi sejarah yang di gelar oleh Cakrawala Perjuangan Indonesia (CPI), Rabu (17/8).(ist/rmolsumsel.id)
Diskusi sejarah yang di gelar oleh Cakrawala Perjuangan Indonesia (CPI), Rabu (17/8).(ist/rmolsumsel.id)

Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia diperingati setiap tanggal 17 Agustus menjadi moment penting dan bersejarah bagi Bangsa Indonesia.


Bagaimana tidak, karena ketika 17 Agustus 1945 disaat Ir Soekarno dan Moh Hatta memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia menjadi titik awal perjalanan Bangsa Indonesia setelah ratusan tahun dijajah oleh Belanda dan Jepang.

Moment peringatan HUT Republik Indonesia diperingati oleh Rakyat Indonesia dengan berbagai macam cara, mulai dari upacara bendera, lomba-lomba, dan tak kalah pentingnya yang dilakukan oleh Cakrawala Perjuangan Indonesia (CPI) memperingati HUT Republik Indonesia ke-77 dengan cara menggelar diskusi sejarah.

Kegiatan Diskusi Sejarah Perjuangan dilaksanakan di Taman Jerambah Karang, Jalan Merdeka 22 Ilir Palembang.

Dihadiri oleh narasumber Rd Muhammad Ikhsan, S.H.,M.H yang merupakan Sejarahwan Palembang sekaligus Akademisi Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Cek Junaidi Influencer Sejarahwan Palembang, Ketua Umum Cakrawala Perjuangan Indonesia Kgs Ilham Akbar, S.H beserta Jajaran Cakrawala Perjuangan Indonesia dan dimoderatori oleh Maulana Rasyid Siddiq selaku Plt Kabid Wawasan Kebangsaan Cakrawala Perjuangan Indonesia.

"Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka kembali mengenang dan memperingati sejarah Bangsa Indonesia dalam rangka merebut kemerdekaan. Mengingat perkataan Soekarno bahwa Jangan Sekali-Sekali Melupakan Sejarah, dan Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya," kata Ilham, Ketua Umum Cakrawala Perjuangan Indonesia

Disisi lain, Mang Ican sapaan akrab Rd Muhammad Ikhsan S.H.,M.H menceritakan kilas balik perjuangan masyarakat di Sumatera Selatan dalam memperjuangkan kemerdekaan.

"Saat itu, bukan hanya kalangan Militer dari mantan prajurit KNIL (Hindia Belanda) dan Gyugun (Jepang) saja yang berjuang memperjuangkan kemerdekaan di Sumatera Selatan. Tapi juga banyak warga sipil seperti warga bumi putera baik mantan pegawai negeri dan perusahaan milik pemerintah Belanda serta pedagang pro kemerdekaan yang ikut berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Sumatera Selatan," katanya.

Setelah kegiatan, dilanjutkan dengan Kunjungan ke Rumah Soekarno yang beralamat di Jalan Merdeka yang tidak jauh letaknya dari Kodim Palembang. Kondisi rumah tersebut terbengkalai dan tidak terawat, yang seharusnya ini merupakan aset sejarah yang harus menjadi prioritas perhatian pemerintah.