Menteri BUMN Erick Thohir menolak untuk menjadi relawan vaksin virus corona dari Sinovac, China, yang tengah diuji klinlis. Tindakan Erick itu tidak salah, melainkan ada maksudnya. Dan itu harus dihargai.
- Bila RUU Desa Tak Disahkan 5 Desember, Ribuan Kepala Desa Ancam DPR Tak Ikut Pemilu
- Tiga Faktor Koalisi Perubahan Meredup dan Layu Sebelum Berkembang
- Warga Korban Banjir Bekasi Terharu Dikunjungi Prabowo
Baca Juga
Demikian tersirat dari pernyataan Politisi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno, di mana ia menyebutkan bahwa keengganan itu sebatas strategi agar PT Bio Farma cepat merampungkan uji coba vaksin.
"Bukan (takut), ini strategi saja. Supaya apa? BUMN yang berada di bawah Pak Erick Thohir dalam hal ini Bio Farma bekerja sesuai dengan schedule sesuai dengan skema yang sudah ditetapkan," kata Hendrawan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (9/8/2020).
“Kan Pak Erick sedang melaksanakan sidak lapangan," imbuhnya.
Anggota Komisi XI ini mengatakan, Erick tidak ingin memberi kesan berpihak kepada produk tertentu. Lantaran hingga saat ini sejumlah penelitian di dalam negeri juga tengah dilakukan.
"Sebagai menteri negara, dia tidak boleh membuat keputusan tergesa-gesa ya. Karena nanti dianggap BUMN sudah berpihak kepada suplier tertentu, sementara dalam negeri sendiri Labolatorium Eijkman Unair kan sedang melakukan ujicoba," bebernya.
"Jadi Erick Thohir bekerja dengan schedule. Sikap untuk mendahulukan kepentingan nasional mengutamakan potensi dalam negeri harus kita hargailah," demikian Hendrawan.[ida]
- Tingkatkan Harta saat Krisis Pandemi, Rakyat Harus Belajar dari Pejabat
- Dugaan Korupsi Pengadaan Sistem Proteksi TKI, Cak Imin Bakal Diperiksa?
- Ketua DPRD Sumsel Ajak FJP Bangun Demokrasi dan Pers yang Bermartabat