Pertanian menjadi penggerak perekonomian bagi masyarakat di Kelurahan Sei Selincah Kecamatan Kalidoni Kota Palembang. Warga di kelurahan ini banyak menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian padi.
- Viral Video “Dugem” di Kampus, Begini Penjelasan Direktur Poltekpar Palembang
- Sepi Peminat, Banyak Kampus di AS Terancam Gulung Tikar
- Kukuhkan Lima Guru Besar Sekaligus, Unsri Kini Miliki 141 Profesor
Baca Juga
Salah satu kelompok tani yang memiliki keinginan untuk penanaman padi dengan baik adalah kelompok tani "Sumber Luhur". Kelompok tani ini beralamat di Jalan Taqwa Lorong Padat Karya, Kelurahan Sei Selincah, Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang, dengan diketuai Bapak Waloyo.
Kelompok ini telah berdiri sejak tahun 2020. Usaha pertanian padi menjadi penopang perekonomian rumah tangga bagi mitra. Mereka menggantungkan hidupnya pada hasil panen padi/gabah yang didapat dari areal persawahan. Anggotanya sebanyak 15 orang.
"Namun sayangnya, pendapatan mereka jauh di bawah UMR yaitu berkisar Rp1,5 juta per bulan," kata Ketua Tim Peneliti Penerapan IPTEK Masyarakat Politeknik Sriwijaya (Polsri), Nelly Masnila SE., MSi. didampingi Anggota Peneliti, Jovan Febriantoko, S.E., Ak., M.Acc., CA., CRMPA dan Anggota Peneliti dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr Ir Tri Tunggal M.Agr saat dibincangi, Senin (12/9).
Dia mengatakan, kondisi tersebut disebabkan beberapa faktor. Pertama, kondisi lahan yang memiliki PH rendah yang membuat petani kerap mengalami gagal panen. Selain itu, harga padi yang fluktuatif yang dipermainkan tengkulak membuat mereka merugi.
Lanjutnya, pengelolaan pasca panen belum pernah dilakukan karena tidak memiliki alat dan pengetahuan. Petani juga tidak memiliki sistem pelaporan keuangan dan pertanggungjawaban terhadap anggota dengan baik. Kelompok tani juga belum memahami teknik pemasaran yang baik untuk menghindari permainan harga tengkulak dan optimalisasi keuntungan.
"Mereka juga belum memiliki pengetahuan untuk mengemas beras hasil panen secara modern karena kurangnya pelatihan dan peralatan," terangnya.
Atas dasar itulah, dirinya bersama peneliti Universitas Sriwijaya (Unsri) melakukan penelitian untuk memecahkan berbagai permasalahan tersebut. Nelly mengungkapkan, tim memberikan solusi atas permasalahan yang dialami Kelompok Tani Sumber Luhur. Diantaranya, memberikan pelatihan pemilihan benih padi varietas unggul yang ideal dengan kondisi lahan, Pelatihan Teknik Penanaman Padi Bibit Unggul, sosialisasi dan pelatihan teknik penanaman padi pada lahan pasang surut, revitalisasi dan pengapuran, memberikan pelatihan dalam merakit alat pengemasan beras dan perakitan alat pertanian.
"Kami juga mendesain logo usaha, label usaha, digital marketing dan kemitraan kepada petani," bebernya.
Selanjutnya, memberikan pendampingan dan pelatihan pelaporan keuangan dan manajemen usaha. Pendampingan dalam mempelajari dan mencari informasi akses pemodalan. "Harapannya, petani dapat menjalankan usaha pertanian secara efektif dan optimal," tandasnya.
- Petani Musi Rawas Ditemukan Tewas di Kebun
- PLN Goes to Campus: PLN Edukasi Mahasiswa tentang Transisi Energi
- Pergi Menjala Ikan, Petani Ditemukan Meninggal di Tengah Sungai Ogan