Negara-negara G7 Sepakat Gelontorkan 600 Triliun Dolar AS untuk Infrastuktur

Seminar internasional Korea - ASEAN Solidarity Initiatives: Epicentrum of Peace and Prosperity in The Indo-Pasific yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL bekerjasama dengan Universitas Pertamina di Auditorium lantai 3 Griya Legita, Universitas Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (20/12)/RMOL
Seminar internasional Korea - ASEAN Solidarity Initiatives: Epicentrum of Peace and Prosperity in The Indo-Pasific yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL bekerjasama dengan Universitas Pertamina di Auditorium lantai 3 Griya Legita, Universitas Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (20/12)/RMOL

Pemerintah melalui Kementerian Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyampaikan saat ini pemerintah memberikan fokus pada tiga agenda prioritas dalam Presidensi G20 yang sudah digelar di Bali beberapa waktu lalu yakni tentang arsitektur kesehatan dunia, transformasi ekonomi digital, dan transisi energi.


Demikian disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melalui Asisten Deputi Bidang Kerjasama Regional dan Subregional Kemenko Perekonomian Netty Muharni dalam acara seminar internasional Korea - ASEAN Solidarity Initiatives: Epicentrum of Peace and Prosperity in The Indo-Pasific yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL bekerjasama dengan Universitas Pertamina di Auditorium lantai 3 Griya Legita, Universitas Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (20/12).

Netty menuturkan bahwa terdapat beberapa komitmen seluruh kepala negara yang hadir dalam Bali Leader’s Declaration pada Presidensi G20 lalu.

Para kepala negara tersebut berkomitmen memberikan investasi sebesar 20 triliun dolar AS untuk energi bersih di Indonesia dengan nama Just Energy Transition Partnership (JETP). Selain itu, kata Netty, komitmen untuk memberikan sumbangsih 500 juta dolar AS pada komunitas zero emisi Asia (AZEC).

“Komitmen negara-negara G7 yang memberikan 600 triliun dolar AS untuk infrastruktur yang sustainable untuk negara berkembang, dalam kerjasama investasi untuk infrastruktur global (PGII),” katanya.

Netty menambahkan negara-negara ASEAN juga berkomitmen dalam mengurangi gas rumah kaca dengan meningkatkan penggunaan energi terbarukan, mengadopsi praktik hijau berkelanjutan, dan berinvestasi dalam teknologi ramah iklim.

“Di tingkat regional, ASEAN menerapkan inisiatif ekonomi sirkular dan akan memulai pengembangan strategi dan peta jalan netralitas karbon, untuk ekonomi biru,” katanya.

ASEAN telah menyepakati dan mengimplementasikan Peta Jalan Bandar Seri Begawan (BSBR) untuk mendorong transisi digital, membuka jalan bagi integrasi digital regional.

“BSBR menegaskan komitmen bersama ASEAN untuk agenda lima tahun yang kuat menuju pengembangan ekonomi digital ASEAN yang terintegrasi, yang berpuncak pada negosiasi untuk perjanjian kerangka kerja ekonomi digital ASEAN pada tahun 2025,” tutupnya.