Baru-baru ini masyarakat Kota Palembang dihebohkan dengan fenomena kabut tebal yang terjadi pada tanggal 25-26 Mei 2022. Kabut tersebut jelas terlihat terutama di pagi hari.
- Minta Pembagian Zamzam Diperbanyak, 2.705 Jemaah Haji Tiba di Tanah Air
- Fantastis, Harta Rektor UI Ari Kuncoro Bertambah Rp 32,4 Miliar Dalam 3 Tahun Terakhir
- Empat Perjalanan Kereta Api Lumpuh Akibat Banjir Semarang
Baca Juga
Menyikapi hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan menyebutkan bahwa kabut tersebut bukanlah kabut asap dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah), melainkan kabut atau embun yang umum terjadi di Bumi Sriwijaya.
“Ini merupakan fenomena yang biasa terjadi di Sumsel, yakni kabut atau fog yang terjadi akibat partikel-partikel basah dan memang umum terjadi di pagi hari sekitar pukul 6 hingga 7 pagi,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II SMB II, Desindra kepada awak media, Sabtu (27/5).
Menurutnya, fenomena kabut ini memang sering terjadi di masa transisi dari musim penghujan menuju musim kemarau. Bahkan, Indra mengatakan fenomena ini akan masih terjadi di tengah musim kemarau mendatang.
Hal itu karena kabut tersebut disebabkan oleh tiga faktor yang disebut sebagai kabut adveksi, kabut radiasi, dan kabut pegunungan atau dataran tinggi.
“Dan ini memang akan tetap terjadi nantinya, meskipun di musim kemarau,” jelasnya.
Kendati demikian, Indra mengatakan bahwa kabut tersebut tidak memperngaruhi kesehatan atau pernapasan bagi seseorang. Sebab kabut tersebut merupakan partikel-partikel basah, yang mana akan hilang seiring munculnya matahari.
“Kategori fog ini hanya berpengaruh pada jarak padang horinzontal, yakni kurang dari satu kilometer. Namun untuk kriteria 1-5 kilometer itu biasa kita sebut halimun,” jelasnya.
- Perintah Kapolri: Jangan Antikritik, Introspeksi untuk Jadi Lebih Baik
- Delapan Korban Penembakan KKB Diserahkan ke Keluarga, Ini Daerah Asalnya
- Peduli Banjir Muara Enim, BINDA Sumsel Salurkan Sembako