Mulai Panas, Mahasiswa Desak Aparat Buka Barikade Kawat Berduri

Mahasiswa masih bertahan di pinggir jalan POM IX atau Simpang Lima DPRD Sumsel/Foto: Mita Rosnita
Mahasiswa masih bertahan di pinggir jalan POM IX atau Simpang Lima DPRD Sumsel/Foto: Mita Rosnita

Ribuan mahasiswa di Palembang mendesak aparat kepolisian untuk membuka barikade kawat berduri yang dijadikan pembatas massa.


Situasi tampak mulai memanas lantaran mahasiswa yang sudah berdiri di tengah jalan POM IX masih belum bisa masuk kedepan pintu Gerbang DPRD Sumsel karena ada Pagar Kawat yang menutupi dari pihak kepolisian. 

“Apakah layak jalan mahasiswa di tutup seperti ini? kami hanya ingin melakukan orasi di depan kantor,” ucap Presma Universitas PGRI Palembang sekaligus koordinator aksi, Ade Syawal.

Selanjutnya, karena permintaan mahasiswa tak kunjun dikabulkan ,Ade menegaskan bahwa mahasiswa hanya ingin melakukan aksi damai sehingga dia meminta polisi untuk bisa bekerjasama.

"Kepada polisi kami meminta untuk membuka pagar, karena kami ingin melakukan aksi damai di depan pagar gedung DPRD, bukan di jalan seperti ini," lanjutnya. 

Terakhir dia menegaskan apabila pagar tak segera dibuka, maka pihaknya akan melakukan pembukaan secara paksa.

"Kami meminta agar segera dibuka, apabila tidak dibuka maka jangan salahkan kami (mahasiswa) apabila membukanya secara paksa," pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumsel Muhendi sempat memberikan kesempatan bagi beberapa mahasiswa yang diwakili koordinator aksi untuk melakukan audiensi secara tertutup di dalam gedung DPRD.

"Kami tahu bahwa kawan-kawan ingin menyampaikan aspirasi, tapi semua tidak bisa masuk atau artinya hanya diwakili saja," ujarnya.

Namun, statmen tersebut langsung dibantah secara kompak oleh seluruh koordinator aksi yang menginginkan aksi damai ini dilakukan secara terbuka. Sehingga tidak ada tendensi kepentingan apapun.