Bukan main kerugian yang diderita Malaysia karena deraan Pandemi Virus Corona 2019 (Covid-19). Negara jiran ini kehilangan 2,4 miliar ringgit atau Rp 8,4 triliun (Rp 3.532/ringgit) setiap hari selama memberlakukan perintah .
- Cafe di Palembang Sediakan Jus Gratis Bagi Pemilih saat Hari Pencoblosan, Catat Syaratnya
- Begini Kronologi Insiden Ledakan Garut yang Meregang 13 Nyawa
- Kembalikan Formulir Bacawako Palembang ke PDIP, Fitrianti Agustinda Harap Dapat Dukungan
Baca Juga
Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dalam sebuh pidato pada Sabtu (25/4/2020). Kendati begitu, ia mengatakan, MCO saat ini diperlukan untuk menyelamatkan nyawa meski harus melumpuhkan ekonomi nasional.
"Tapi kami tidak punya pilihan. Kami harus mengambil langkah itu dan menangani dampaknya," ujar Muhyiddin seperti dikutip The Star.
"Setiap orang akan terpengaruh karena bisnis tidak dapat berjalan dan ekspor dihentikan. Kami membutuhkan rencana. Jika MCO berlanjut tanpa perencanaan yang tepat, ekonomi yang dibangun Malaysia selama enam dekade akan runtuh," lanjutnya menjelaskan.
"Penundaan satu bulan dalam mengambil langkah-langkah yang telah kami ambil akan berdampak buruk bagi seluruh perekonomian kami. Paket stimulus ekonomi 260 miliar ringgit ditujukan untuk melindungi ekonomi kita," katanya.
Muhyiddin mengatakan, prioritas saat ini adalah untuk meminimalisir hilangnya pekerjaan. Untuk mengurangi dampaknya, ia jugamengatakan Kementerian Keuangan diberi waktu dua minggu untuk merumuskan paket stimulus ekonomi.
Menurut Muhyiddin, saat ini pemerintah sedang mempertimbangkan usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai pilar penting ekonomi.
Muhyiddin memastikan rakyat Malaysia aman pada saat dan setelah pandemik adalah prioritas utama.
"Bagi saya, bahkan satu kematian adalah kerugian besar bagi negara. Itulah sebabnya tindakan ini kami ambil," ujarnya.[ida]
- Cak Imin: Insya Allah, Kanan dan Kiri Kita Ajak dalam Satu Barisan
- Habiburrokhman Usul Hukuman Mati Untuk Koruptor di Atas Rp100 Miliar
- KPK Benarkan Salah Satu Aspek Dugaan Korupsi di Kantor Mentan Syahrul Yasin Limpo Terkait Mutasi Jabatan