MPR Sambut Baik Wacana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 8 Mei 2025/RMOL
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 8 Mei 2025/RMOL

Kementerian Kebudayaan bakal menulis ulang sejarah nasional Indonesia, dengan melibatkan 100 sejarawan dari berbagai perguruan tinggi.


Menyikapi hal tersebut, Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno menuturkan tidak ada masalah selama tidak ada sejarah Indonesia yang dikaburkan dalam proses penulisan ulang sejarah tersebut.

“Saya kira itu sah-sah saja, sepanjang tentu apa yang disampaikan itu adalah sejarah yang utuh, dan bisa memberikan edukasi bagi masyarakat secara keseluruhan,” kata Eddy Soeparno di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 8 Mei 2025.

Ia menerangkan masalah kebangsaan yang akan dituliskan kembali sebagai ingatan perlu menghadirkan rekam jejak serta latar belakang sejarah perjalanan bangsa Indonesia selama ini. 

Menurutnya, banyak masyarakat yang belum memahami secara utuh sejarah Indonesia. Maka dari itu, penulisan ulang sejarah ini didukungnya untuk memberikan pemahaman secara komprehensif kepada masyarakat. 

“Sejarah perjalanan bangsa ini adalah sejarah perjalanan yang penuh perjuangan, penuh pengorbanan yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat terutama generasi yang saat ini belum memahami secara mendalam apa menjadi esensi dari perjuangan dan pengorbanan bangsa Indonesia selama ini,” ujarnya.

“Dan itu harus disampaikan secara utuh dengan kemudian juga menekankan siapa saja aktor-aktor yang selama ini kita kenang sebagai para pahlawan jasa-jasanya agar profil ini kemudian bisa memberikan kebanggaan bagi kita,” sambung dia.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini berpendapat, banyak negara yang mengagungkan para pahlawannya, seharusnya bangsa Indonesia juga memiliki rasa yang sama agar semangat persatuan bangsa bisa terbangun. 

“Kalau kita berada di negara-negara luar negeri banyak negara-negara itu yang betul-betul menganggap pahlawan mereka itu adalah idola dan saya kira ini juga apa yang menjadi profil, rekam jejak, rekam perjuangan, rekam pengorbanan mereka itu patut menjadikan pegangan untuk diidolakan,” pungkasnya.