Misi yang dijalankan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia dianggap menuju ke jurang kegagalan karena adanya bantahan dari pihak Ukraina soal penyampaian pesan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin melalui Jokowi.
- Mutasi Pati TNI, Mayjen Hilman Hadi Jabat Pangdam II Sriwijaya
- Kental Aroma Kepentingan, 12 Nama Calon Anggota Bawaslu Sumsel Dinilai Tidak Independen
- Truk Batubara Masih Melintas di Jalan Umum, DPRD Sumsel Minta Tegakan Aturan
Baca Juga
Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan, bantahan yang diberikan oleh pemerintah Ukraina menunjukkan kerapuhan misi Jokowi, baik saat bertemu Zelenskyy maupun Putin.
"Bagaimana mungkin diplomasi internasional terdapat miss komunikasi, bisa jadi apa yang dihasilkan oleh Presiden Jokowi saat bertemu dengan Zelenskyy maupun dengan Putin penuh dengan ketidakjelasan. Sehingga apa yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (3/7).
Saiful menilai, dengan adanya bantahan oleh Ukraina, menunjukkan bahwa misi yang dilakukan oleh Jokowi menuju ke jurang kegagalan.
Seharusnya, kata Saiful, tidak mungkin ada bantahan jika memang misi yang dijalankan Jokowi untuk mendamaikan kedua negara berhasil.
"Dengan adanya bantahan tersebut, maka menunjukkan peran Jokowi tidak berhasil dalam mengusung perdamaian. Terlebih lagi di lapangan masih saja terjadi peperangan," pungkas Saiful.
- Ketua KPU RI Ingatkan Parpol Lengkapi Dokumen Saat Lakukan Pendaftaran
- Air Tercemar, Erosi Melebar, Melintasi Sungai Musi Diusulkan Berbayar
- KPU Diminta Buka Data Parpol Curang yang Catut Nama Orang