Belum genap satu jam diguyur hujan, sejumlah pemukiman warga di Palembang kembali terendam banjir. Kawasan Jalan Mojopahit 5 di kelurahan Tuan Kentang Palembang menjadi salah satu langganan banjir setiap kali hujan deras mengguyur.
- Pemkot Palembang Dinilai Gagal Atasi Banjir
- Cuaca Ekstrem Ancam Palembang, Potensi Banjir Mengintai
- Palembang Dikepung Banjir dan Jalan Rusak, Warganet Soroti Penghargaan Pembangunan yang Disabet Pj Wali Kota Ratu Dewa
Baca Juga
Dari pantauan RMOL Sumsel, warga setempat mengatakan bahwa wilayah tersebut sudah tidak asing dengan kondisi banjir saat hujan lebat melanda.
“Disini kalau hujan deras pasti bakal banjir, tidak pernah absen. Tadi saja hujan cuma setengah jam, air yang menggenang sudah sebatas mata kaki. Kadang kalau durasi hujannya lama, bisa lebih dari itu,” katan Angga, Senin (1/11).
Menurut pria yang sudah sejak 5 tahun bertempat tinggal di kawasan yang juga tidak jauh dari Anak Sungai Musi di Kertapati itu turut mengaku penyebab utama banjir yang ia rasakan tersebut karena minimnya saluran air dan juga kurangnya kesadaran bersama untuk tidak membuang sampah sembarangan.
“Genangan dan banjir yang terjadi tentu saja karena minimnya aliran air ke arah sungai, bisa dilihat sekarang got yang ada saja sudah tidak bisa menampung jumlah air hujan yang turun. Kalaupun tidak meluap, air yang ada juga tidak akan ngalir,” ujarnya sambil membersihkan sampah yang ada diselokan depan rumahnya.
Beberapa kali Angga sering merasakan kekhawatiran air akan masuk ke dalam rumahnya saat banjir besar, apalagi bila kondisi lingkungan tempat tinggalnya jauh dari kebersihan.
“Selain dari kondisi alam sebetulnya banjir inikan bisa diatasi dengan cara menjaga lingkungan tempat tinggal, dengan membersihkan selokan atau kerja bakti. Kalau terus-terusan seperti ini bukan mustahil kalau banjir sampai masuk ke rumah, apalagi tempat ini tidak jauh dari anak sungai. Harusnya sama-sama bisa dimanfaatkan,” tambahnya.
Selain Angga, Ketua RT 12 Kelurahan Tuan Kentang, Arman juga mengeluhkan hal yang sama, ia mengungkapkan bahwa sejauh ini dia dan beberapa warga telah berusaha untuk mengantisipasi banjir di wilayahnya tinggal. Tapi melihat kondisi pembangunan rumah yang kian hari kian bertambah, maka akan sulit untuk menghindari hal-hal demikian.
“Lingkungan ini saya rasa sudah termasuk padat penduduk, jumlah rumahnya juga bertambah sedangkan jumlah gotnya terbatas. Kalau sudah seperti ini mau dibilang wajar salah, tapi tidak bisa juga terus menerus dibiarkan. Minimal harus ada solusi yang harus dipikirkan bersama,” terangnya.
Kemudian saat ditanya terkait solusi yang akan dilakukan, Arman mengatakan akan segera mengajak warga untuk melakukan sosialisasi menjaga tempat tinggal masing-masing.
“Daerah ini sebetulnya mau dibilang kumuh, tidak. Masyarakat sejauh ini kayaknya sudah cukup mengerti untuk tidak membuang sampah sembarangan, hanya saja kan yang jadi persoalan adalah kurangnya aliran air ini, jadi ini nanti coba akan segera disosialisasikan ke masyarakat tentang pentingnya pengadaan saluran air,” pungkasnya.
- Banjir Rendam Jalintim Muba, DPRD Sumsel Desak Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan
- Kronologi Aksi Sadis Ayah dan Anak di Palembang Habisi Nyawa Tetangga, Korban Dikejar Hingga Dihujani Tusukan Sajam
- Akibat Banjir, Harga Gas Elpiji 3 Kilogram di Muratara Melonjak Jadi Rp50 Ribu