Mengenal Holda, Sosok Kartini Sumsel yang Muncul sebagai Pesaing Herman Deru dan Mawardi Yahya

Bendahara DPD Partai Demokrat Sumatera Selatan (Sumsel) yang juga Ketua Komisi IV DPRD Sumsel Holda. (Dudi Oskandar/RMOLSumsel.id)
Bendahara DPD Partai Demokrat Sumatera Selatan (Sumsel) yang juga Ketua Komisi IV DPRD Sumsel Holda. (Dudi Oskandar/RMOLSumsel.id)

Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel yang akan digelar November 2024 mendatang sepertinya bakal berlangsung seru. Sejumlah kandidat terus bermunculan dengan menyatakan kesiapannya untuk bertarung di kontestasi lima tahunan tersebut. 


Salah seorang sosok yang muncul yakni Politisi Demokrat, Holda. Anggota DPRD Sumsel ini berkeinginan kuat untuk memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat Sumsel. 

Menurutnya, tiga periode duduk di kursi parlemen belum cukup mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di Sumsel. 

"Semakin kami bicara dengan masyarakat, semakin kami disadarkan bahwa sangat banyak potensi Sumsel yang belum dimaksimalkan untuk menyejahterakan masyarakat," ungkap Bendahara Partai Demokrat Sumsel ini. 

Apalagi, di periode ini, Holda menjabat Ketua Komisi IV DPRD Sumsel yang membidangi pertambangan dan lingkungan. Sehingga, dia tahu betul mengenai potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang tertanam di Bumi Sriwijaya. 

Sepak terjangnya di parlemen tak perlu diragukan. Holda dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam beberapa kesempatan, dia terlihat berada di depan sekali saat terjadi permasalahan di tengah masyarakat. 

Misalnya beberapa waktu lalu, saat ratusan warga Selat Punai yang terdampak debu batu bara PT RMK Energy (RMKE), Holda hadir memimpin tim gabungan DPRD Sumsel-Dinas LHP Sumsel untuk menyegel perusahaan pelanggar lingkungan itu. 

Bagi Holda, niatan maju dalam Pilgub Sumsel berarti telah membawa visi dan misi dalam membangun. "Percuma maju dan menang, apabila hanya dirasakan oleh segelintir orang atau kelompok saja," kata Holda. 

Menurut Holda, saat ini Sumsel masyarakat Sumsel butuh kesejahteraan yang merata. Dia mengatakan, pemerataan pembangunan saat ini tidak begitu terlihat. 

"Bagaimana menjawab permasalahan seperti mahalnya sembako, akses pendidikan dan kesehatan yang layak, lapangan kerja, yang itu harus segera dijawab, tidak hanya dengan mengedepankan tagline," ungkapnya.

Holda sendiri memilih fokus untuk mengembangkan ekonomi produktif yang mengacu pada produksi barang dan jasa. Ini melibatkan kegiatan ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat, seperti pertanian, manufaktur, perdagangan, dan jasa-jasa profesional. 

"Ekonomi produktif akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks pembangunan ekonomi, penting untuk mendorong sektor ekonomi yang produktif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," terangnya.

Sektor pertambangan menjadi bagian ekonomi produktif yang akan dimaksimalkannya. Sebab, kegiatan pertambangan menghasilkan bahan baku yang penting untuk industri lainnya, seperti industri manufaktur dan konstruksi. 

Pertambangan juga dapat menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi suatu negara. "Namun, penting untuk memperhatikan dampak lingkungan dan sosial yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan serta upaya untuk mengelolanya secara berkelanjutan," pungkasnya.