Mahar Sandal Jepit, Yudi Nikahi Kekasihnya nan Jelita

Bukan hoax, bukan pula dongeng. Ini fakta yang terjadi di Desa Braim, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Dia bernama Iwan Firman Wahyudi namun sehari-hari biasa disapa Yudi.


Kabar mengenai Yudi mendadak viral. Lantaran pria kelahiran 26 November 1996 tersebut menikahi wanita cantik yaitu Helmi Susanti, dengan mahar sepasang sandal jepit dan segelas air putih. Pernikahan berlangsung pukul 20.00 Wita, atau usai Shalat Isya, Jumat (3/7/2020) di kediaman mempelai laki-laki.

Akad nikah dihadiri sekitar 50 orang warga sekitar. "Saat ijab kabul, tiga kali salah dan tiga kali saya ulangi,” kata Yudi saat ditemui Lombok Post di kediamannya kemarin seperti dilansir JPNN.com, Minggu (5/7/2020).

Yudi banyak tersenyum. Dia melanjutkan, pengulangan ijab kabul itu lantaran kesalahan mengucapkan mahar. Seharusnya mengucapkan sandal jepit dan segelas air putih dibayar tunai, tetapi yang keluar dari mulut Yudi malah seperangkat alat salat dibayar tunai.

"Karena mahar ini, bukan permintaan saya. Melainkan istri saya,” ujar Yudi, didampingi istrinya yang ayu itu.

Awalnya dari pihak orangtua perempuan meminta Yudi menyediakan mahar Rp 40 juta. Namun jumlah itu dirasa berat. Sehingga Helmi pun meminta maskawin yang sederhana saja. Sepasang sandal jepit merek Skyway. Harganya Rp 10 ribu. Dibeli di salah satu toko di dekat rumah Yudi.

“Itu jadi mas kawin saya,” tutur Helmi sembari tertawa. Perempuan kelahiran 14 Januari 2000 itu mengaku sangat bahagia dengan hal itu.

Apalagi dibarengi dengan segelas air putih. Helmi mengatakan, begitu selesai akad nikah, air putih langsung diminum. Hingga mereka resmi menjadi suami dan istri.

Hubungan mereka berawal dari perkenalan di Facebook beberapa bulan yang lalu. Ketemu dan pacaran selama dua minggu. Setelah itu, mereka memutuskan membangun rumah tangga.

Kini, sandal jepit dipampang di tembok rumah Yudi. Bagi mereka berdua, sandal jepit itu tidak boleh dipakai, kapan pun dan oleh siapa pun. Sandal jepit spesial itu akan dijadikan cerita dan catatan sejarah bagi anak dan cucu mereka kelak bahwa pernikahan tidak selamanya memberatkan, menyulitkan atau menyusahkan.[ida]