Ledakan Terjadi di Ekuador, 5 Orang Tewas dan 17 Terluka, Pemerintah Tuding Geng Kejahatan Pelakunya

Bangunan dan mobil yang hancur akibat ledakan yang terjadi di pelabuhan Kota Guayaquil Ekuador/ Net
Bangunan dan mobil yang hancur akibat ledakan yang terjadi di pelabuhan Kota Guayaquil Ekuador/ Net

Sebuah ledakan terjadi di Pelabuhan Kota Guayaquil Ekuador pada Minggu (14/8). Akibatnya, lima orang tewas dan 17 luka-luka.


Bukan hanya itu, juga terjadi kerusakan pada bangunan dan beberapa kendaraan.

Ekuador diketahui terletak di antara Kolombia dan Peru yang merupakan dua produsen kokain terbesar di dunia. 

Hal ini menimbulkan persaingan antara geng-geng yang memicu bentrokan dan pembantaian ratusan nyawa.

Menurut data PBB, Ekuador pada tahun 2020 telah menyumbang 6,5 persen dari semua kokain yang disita di dunia. Tahun lalu, negara itu mengalami 14 pembunuhan per 100.000 orang, dan jumlahnya melonjak hampir dua kali lipat dari tahun 2020.

Pasca-ledakan itu, Presiden Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat di kota terbesar kedua negara itu.

Guillermo juga menyalahkan para kelompok kejahatan terorganisir sebagai pelaku dari ledakan maut tersebut.

"Ini adalah deklarasi perang melawan negara, Pemerintah tidak akan membiarkan kejahatan terorganisir yang mencoba mengendalikan negaranya," tegas Laso melalui cuitannya di Twitter.

Sekretaris keamanan Diego Ordonez menyatakan keadaan darurat yang mulai diberlakukan pada Minggu (14/8) di kota pantai barat daya, dan akan berlangsung selama 30 hari.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Patricio Carrillo mengatakan, lima orang tewas teridentifikasi tidak memiliki catatan kriminal, sementara 17 orang terluka diduga sebagai tentara bayaran yang telah lama terlibat dalam perdagangan obat-obatan terlarang.