Lagi, Lahan Dekat Tol Palindra di Ogan Ilir Terbakar

Api sulit dipadamkan karena lokasi sulit terjangkau tim. (foto: istimewa/Tim Manggala Agni Daops Sumatra XIV/Banyuasin)
Api sulit dipadamkan karena lokasi sulit terjangkau tim. (foto: istimewa/Tim Manggala Agni Daops Sumatra XIV/Banyuasin)

Lahan kosong di dekat jalan Tol Palembang - Indralaya (Palindra) km 15+200 kembali terbakar, Selasa (1/6) malam. Kali ini lokasi tepatnya di Desa Talang Pangeran Ilir, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.


Koordinator Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Daops Sumatra XIV/Banyuasin, Ujang Sultan Wardiniladi menjelaskan, lahan kosong tersebut diketahui merupakan lahan yang tidak produktif. Sebagian besar lahan tersebut merupakan lahan mineral, yang banyak ilalang sehingga mudah terbakar. 

Sejauh ini belum diketahui total luasan lahan yang terbakar. Namun dipastikan kejadian kebakaran  ini berada tidak jauh dari lokasi kebakaran yang juga terjadi di Ogan Ilir pekan lalu. “Kondisi lahan masih dalam proses pemadaman,” ungkap Ujang dalam keterangannya, Selasa (1/6/2021).

Masih berlangsungnya pemadaman api ini diakui Ujang karena ada kendala di lapangan. Tim Manggala Agni yang bergerak bersama Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat kesulitan untuk melakukan pemadaman. Hal tersebut lantaran kondisi wilayah yang terbakar menjorok ke dalam.

"Tim semalam belum bisa melakukan pemadaman dikarenakan akses menuju lokasi lahan yang terbakar sulit dicapai," ujar dia.

Dari catatan Manggala Agni, tercatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah terjadi untuk ketiga kalinya di Bumi Caram Seguguk sepanjang tahun 2021. Kondisi ini perlu diantisipasi mengingat saat ini merupakan peralihan dari musim hujan ke kemarau. Ditakutkan kondisi lahan di Ogan Ilir mulai banyak yang kering dan mudah terbakar. Ujang memastikan, hari ini tim kembali lakukan Ground Check ke lokasi kebakaran guna mengetahui total luasan lahan yang terbakar.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, pada Juni Dasarian pertama 70 persen wilayah Sumsel akan memasuki kemarau. Meski saat ini sebagian besar Sumsel masih dalam masa transisi yang berdampak cuaca ekstrim.

“Beberapa kawasan sudah masuk musim kemarau dengan berkurangnya intensitas curah hujan antara 0 milimeter (mm) hingga 50 mm. Sedangkan beberapa wilayah lainnya juga masih memiliki curah hujan intensitas menengah sekitar 100 mm hingga 150 mm,” terangnya.