Kualitas Udara Palembang Masuk Level Berbahaya, Anggota DPRD Minta Pj Walikota Terapkan Sekolah Daring

Sekretaris Komisi II DPRD Palembang, Muhammad Hibbani/ist
Sekretaris Komisi II DPRD Palembang, Muhammad Hibbani/ist

Sekretaris Komisi II DPRD Palembang, Muhammad Hibbani, meminta kepada Penjabat (Pj) Walikota Palembang, Ratu Dewa untuk mengambil langka tegas terkait kondisi udara yang semakin buruk akibat kabut asap dalam beberapa hari terakhir.


Salah satunya dengan menerapkan kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar secara daring. Pasalnya, kondisi kabut asap Palembang akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah Sumsel membuat kualitas udara di Palembang makin parah.

"Kualitas udara di Palembang semakin buruk karena kabut asap. Kami meminta Pj Walikota untuk mengambil langkah-langkah tegas, seperti penerapan pembelajaran jarak jauh di sekolah atau minimal mengizinkan anak-anak masuk ke sekolah pada waktu yang lebih siang ketika cuaca sudah mulai kondusif," ujar Hibbani pada Rabu (27/9).

Politisi dari PKS ini menekankan bahwa jika pemerintah tetap memaksakan proses pembelajaran di sekolah seperti biasa, maka hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan para pelajar.

"Kondisi saat ini telah menyebabkan banyak anak-anak yang mengalami masalah kesehatan, seperti asma kambuh, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dan berbagai gangguan lainnya. Kami meminta kebijakan ini segera diimplementasikan agar tidak menimbulkan korban lebih lanjut," katanya.

Sebelumnya menurut data yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Rabu, 27 September 2023, konsentrasi partikulat PM 2.5 melebihi 400 µgram/m³ pada pukul 04.00 WIB, menjadikannya pada level berbahaya. Kondisi ini berlanjut hingga pukul 07.00 WIB, dengan angka partikulat tetap tinggi, yaitu 320 µgram/m³.

Tingginya konsentrasi PM 2.5 pada malam hingga pukul 09.00 WIB disebabkan oleh titik api yang menjalar di lahan yang terbakar. Kondisi ini membuat wilayah jelajah pemadam darat maupun udara menjadi terbatas pada malam hari dan sulit untuk memadamkan api. Asap dari sisa-sisa kebakaran ini kemudian terbawa angin dan mencapai Palembang pada dini hari.