Kota Iqaluit di Kanada utara mengumumkan keadaan darurat air akibat rendahnya curah hujan, bahkan mencapai titik terendah selama empat dekade.
- Ratusan Migran di Brussel MInta Diberikan Izin Tinggal
- Gara-gara Tolong Monyet, Dua Personel Ditlantas Diajak Makan Siang Oleh Kapolda Sumsel
- Banding Ditolak, Najib Razak jadi Mantan PM Malaysia Pertama yang Divonis 12 Tahun Penjara
Baca Juga
Pernyataan resmi yang dikeluarkan pihak berwenang Iqaluit pada Jumat (12/8) itu sekaligus memperingatkan bahwa mereka mungkin tidak memiliki cukup air di waduknya untuk menopang populasinya yang berjumlah sekitar 7.800 setelah musim dingin, kecuali jika kota itu mendapatkan lebih banyak air.
"Waduk perlu memenuhi sekitar 413.000 meter kubik untuk memiliki cukup air untuk musim dingin," kata Amy Elgersma, kepala petugas administrasi kota dan koordinator manajemen darurat kepada dewan kota pada hari Jumat, seperti dikutip dari CBC, Sabtu (13/8).
Kota itu mengatakan bahwa mereka sekarang sedang mencari persetujuan peraturan untuk memompa lebih dari jumlah air yang diizinkan dari Sungai Apex, dan untuk memanfaatkan sumber air tambahan.
Dewan kemudian dengan suara bulat memilih untuk menyatakan keadaan darurat, yang memungkinkan pemompaan dari sumber air yang lain.
Masalah air telah membebani Iqaluit sejak beberapa tahun lalu. Namun, pada Mei 2022, kekeringan semakin terasa, itu sebabnya pemerintah telah memperingatkan warga untuk menghemat air.
- Dampak Perubahan Iklim, 53 Danau dan Waduk Dunia Alami Penyusutan
- Inggris Umumkan Jadwal Pengiriman Tank Challenger 2 untuk Ukraina
- Rusia Raup 93 Miliar Dolar dari Jualan Bahan Bakar Selama Perang