Komisi V DPRD Sumsel dan Kobar 9 Bahas Upaya Pelestarian Budaya dan Sejarah

Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan jajaran Komunitas Batang Hari Sembilan /Foto: Dudi Oskandar
Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan jajaran Komunitas Batang Hari Sembilan /Foto: Dudi Oskandar

Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komunitas Batang Hari Sembilan (Kobar 9) di ruang rapat Komisi V DPRD Sumsel, Senin Senin (16/12).


Rapat ini membahas persoalan pelestarian seni, budaya, dan sejarah di Provinsi Sumsel. Hadir dalam rapat tersebut Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Alwis Gani serta anggota Komisi V lainnya. Sementara itu, Kobar 9 diwakili oleh Ketua Vebri Al Lintani, Sekretaris Fir Azwar, dan jajaran pengurus lainnya.

Ketua Kobar 9, Vebri Al Lintani menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi seni, budaya, dan sejarah di Sumsel yang selama ini terkesan kurang mendapat perhatian. 

Menurutnya, jika dikelola dengan baik dan profesional, potensi seni dan budaya Sumsel dapat mendatangkan pendapatan serta menjadi kebanggaan daerah.

"Kami berharap budaya Sumsel bisa hidup kembali, seperti sistem marga. Walaupun tidak sama dengan nagari di Sumatera Barat atau adat di Bali, kita punya identitas budaya sendiri yang harus dilestarikan. Istilah seperti pasirah untuk kepala desa, krio untuk kepala dusun, dan pembarap untuk sekretaris dusun jangan sampai hilang," ujarnya.

Vebri juga menyoroti pentingnya menghidupkan kembali identitas arsitektur khas Sumsel, yakni Rumah Limas, serta aksara Kaganga sebagai simbol budaya Sumsel. Selain itu, ia mengusulkan pemisahan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan agar kedua sektor ini bisa fokus mengembangkan potensinya masing-masing.

"Kita harus menghidupkan yang asli milik kita, seperti Rumah Limas. Selain itu, aksara Kaganga juga perlu diangkat kembali sebagai identitas Sumsel," tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Vebri juga mengungkapkan rencana pementasan teatrikal "Pertempuran Lima Hari Lima Malam" serta kegiatan sosialisasi seni budaya ke sekolah-sekolah di Palembang. Ia berharap DPRD Sumsel dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Pada akhir rapat, Fir Azwar menyerahkan lukisan hasil karya siswa SMA/SMK se-Sumsel kepada Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Alwis Gani. Lukisan tersebut merupakan bagian dari pameran seni rupa tingkat SMA/SMK/SLB se-Sumsel yang diselenggarakan di Graha Teknologi Sriwijaya, Jakabaring, beberapa waktu lalu.

Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, David Hadianto Aljufri, mengapresiasi berbagai masukan dari Kobar 9. Ia menegaskan bahwa usulan yang disampaikan akan dikaji lebih lanjut sebagai bahan program kerja dan kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel.

"Banyak masukan berharga yang kami terima dari Kobar 9, khususnya terkait seni, budaya, dan sejarah Sumsel. Ini akan menjadi pertimbangan untuk program ke depan," pungkasnya.