Ketegangan Meningkat dalam Debat Pertama Calon Walikota Pagar Alam

sesi pertama antar calon walikota Pagar Alam Senin (28/10). (Taufik/RMOLSumsel.id)
sesi pertama antar calon walikota Pagar Alam Senin (28/10). (Taufik/RMOLSumsel.id)

Debat sesi pertama antar calon walikota Pagar Alam, yang diadakan oleh KPUD, berlangsung seru pada Senin (28/10). Tiga kandidat, Hepi Safriani (nomor urut 01), Alpian Maskoni (nomor urut 02), dan Ludi Oliansyah (nomor urut 03), terlibat perdebatan panas mengenai isu utama seperti pendidikan, kesehatan, tata kelola pemerintahan, dan pelayanan publik.


Hepi Safriani mengusulkan program pendidikan gratis dan beasiswa untuk mengatasi tingginya biaya pendidikan. “Dana untuk sektor pendidikan adalah mandatori, di mana pemerintah wajib mengalokasikan 20 persen setiap tahun agar pendidikan merata dan berkeadilan,” ujarnya.

Menanggapi usulan tersebut, Alpian Maskoni mempertanyakan konsep pendidikan gratis yang disampaikan Hepi. Ia menegaskan bahwa pendidikan di SD, SMP, dan SMA sudah digratiskan oleh pemerintah pusat.

“Ada kekeliruan soal sekolah gratis. Kami ingin penjelasan apakah ada konsep lain tentang sekolah gratis tersebut,” kata Alpian.

Hepi kemudian merespons, menyatakan bahwa masih ada pungutan liar di sekolah-sekolah negeri, contohnya di SMP Negeri 1. “Kami berkomitmen mengawal agar pendidikan gratis benar-benar terwujud,” tegasnya.

Perdebatan berlanjut ke tata kelola pemerintahan. Alpian menjelaskan berbagai terobosan di sektor pelayanan publik selama masa kepemimpinannya, termasuk inovasi di bidang administrasi kependudukan dan perizinan. 

“Kami berusaha maksimal, dokumen kependudukan bisa selesai dalam lima menit,” ujarnya.

Ludi Oliansyah menanggapi dengan menekankan pentingnya menempatkan sumber daya manusia sesuai keahlian. “Tata kelola pemerintahan yang baik ditunjukkan dengan penempatan SDM yang tepat,” katanya.

Hepi Safriani kemudian menyoroti penurunan peringkat RSUD Besemah dari tipe C ke tipe D selama kepemimpinan Alpian. 

“Mengapa ada pegawai dengan latar belakang pendidikan guru ditempatkan di posisi strategis di RSUD?” tanyanya.

Alpian membalas dengan menyatakan bahwa fungsi pemimpin adalah managerial, mengibaratkan sebagai manajer tim sepak bola yang tahu menempatkan pemain dengan tepat. 

“RSUD Besemah turun peringkat karena berbagai faktor, bukan semata-mata kesalahan manajemen,” jelasnya.

Debat berlangsung dengan dukungan riuh dari para pendukung ketiga pasangan calon, yang sempat mengganggu ketertiban dan harus ditegur oleh moderator. Debat ini menunjukkan bahwa masing-masing kandidat berusaha memaparkan visi dan misi mereka dalam menghadapi tantangan di Pagar Alam.