Keren, Ada Lomba Kampanye Sehat

Polda Nusa Tenggara Barat membuat gebrakan cerdas dan cepat untuk mengantisipasi munculnya klaster Covid-19 dalam Pilkada 2020.


Pertengahan pekan lalu, Polda NTB meluncurkan Lomba Kampanye Sehat yang akan diikuti seluruh pasangan calon kepala daerah dalam pilkada serentak di NTB. Lomba Kampanye Sehat itu diluncurkan Gubernur NTB H Zulkieflimansyah bersama Kapolda NTB Irjen Muhammad Iqbal, Kasrem 162/WB Kolonel Armed I Made Kariawan, Ketua Komisi Pemilihan Umum NTB Suhardi Soud, dan Ketua Badan Pengawas Pemilu NTB Muhammad Khuwailid.

Pasangan calon kepala daerah dari tujuh kabupaten/kota di NTB juga hadir pada peluncuran di Mapolda NTB tersebut.

“Ini program terobosan luar biasa yang digagas Polda NTB,” kata Gubernur NTB H Zulkieflimansyah saat peluncuran program tersebut.

”Lomba seperti ini baru pertama kali ada di Indonesia,” kata orang nomor satu di NTB itu melanjutkan.

Dia mengatakan, pilkada serentak tahun ini memang cukup kompleks. Karena kenduri demokrasi itu dilaksanakan saat masa pandemi.

"Tentunya yang paling menjadi prioritas adalah keselamatan masyarakat," ujarnya.

Di satu sisi, peningkatan eskalasi politik juga tidak bisa diduga. Terkadang naik, terkadang landai. Bahkan, bisa saja menyebabkan perselisihan yang berujung kegaduhan dan kerumunan.

"Ini yang harus dihindari. Jangan sampai hal itu terjadi,” imbaunya.

Untuk meredam itu, gubernur menilai lomba Kampanye Sehat tersebut menjadi salah satu jurus jitu. Sehingga para kandidat terpacu untuk tetap mematuhi protokol kesehatan di setiap tahapan pilkada.

"Kampanye di masa pandemi ini memacu para kandidat untuk berinovasi,” jelasnya. Dia berharap, pilkada serentak di tujuh kabupaten/kota di NTB berjalan baik. Masyarakat tetap sehat dan tidak terpapar Covid-19.

”Saya berharap klaster pilkada serentak tidak terjadi di NTB,” katanya.

Sementara Kapolda NTB Irjen Muhammad Iqbal mengatakan, sejauh ini paparan Covid-19 di NTB melandai. Contohnya, di Kota Mataram yang selama ini menjadi episentrum penyebaran Covid-19, saat ini banyak kelurahan yang sudah menjadi zona hijau. "Semua itu terjadi karena adanya partisipasi masyarakat,” kata Iqbal.

Di tengah kasus yang melandai tersebut, pilkada serentak memasuki tahapan kampanye dan akan berlangsung selama 71 hari. Karena itu, jangan sampai upaya menekan penyebaran Covid-19 yang sudah dilakukan sebelumnya sia-sia hanya karena para kandidat tidak mematuhi protokol kesehatan. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di masa pilkada, dia mengaku berdiskusi dengan gubernur, ketua KPU, dan Bawaslu. "Sehingga terciptalah lomba Kampanye Sehat,” ungkapnya.

Tujuannya tidak lain, mendorong seluruh kandidat memiliki tujuan yang sama. Yakni, menyelamatkan masyarakat.

"Mereka harus mematuhi protokol kesehatan di setiap menjalankan tahapan pilkada,” ujarnya.

Di lomba Kampanye Sehat ini, para kandidat dituntut untuk berkreasi saat berkampanye. Tentunya, harus mematuhi protokol kesehatan. Salah satu contoh misalnya kampanye melalui virtual, meminimalisasi pertemuan yang menyebabkan adanya kerumunan, atau bisa juga dengan membentuk satgas Covid-19 pada tim kemenangannya.

"Itu salah satu yang menjadi kriteria penilaiannya,” kata jenderal bintang dua ini. Seluruh proses kampanye yang dilakukan para kandidat selama pandemi akan dinilai oleh tim. ”Nanti ada pemenang dan hadiahnya,” jelasnya.

Pengumuman pemenang setelah pencoblosan. ”Langkah itu untuk menghindari adanya nuansa politik,” kata Iqbal.

"Itu salah satu yang menjadi kriteria penilaiannya,” kata jenderal bintang dua ini. Seluruh proses kampanye yang dilakukan para kandidat selama pandemi akan dinilai oleh tim. ”Nanti ada pemenang dan hadiahnya,” jelasnya. Pengumuman pemenang setelah pencoblosan.

”Langkah itu untuk menghindari adanya nuansa politik,” kata Iqbal. Dia mengingatkan, inisiasi ini muncul untuk satu tujuan. Yakni menyelamatkan masyarakat.

Di tempat yang sama, Ketua KPU NTB Suhardi Soud menjelaskan, masa kampanye di masa pandemi bukan ajang mengumpulkan massa lebih banyak.

Melainkan bagaimana cara masing-masing kandidat menciptakan inovasi. ”Berinovasi agar bagaimana penyampaian visi misi terdengar oleh seluruh masyarakat,” kata Suhardi.

Para kandidat harus mengikuti kampanye yang menyehatkan.

Tentunya harus mengikuti protokol kesehatan. Sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 11 dan Nomor 13 tentang Tahapan Kampanye yang memenuhi protokol Covid-19.

Sementara Ketua Bawaslu Muhammad Khuwailid mengatakan, lomba tersebut menjadi catatan para kandidat. Artinya, selain telah melakukan komitmen untuk mematuhi protokol kesehatan di setiap tahapan pilkada, mereka sekarang berlomba untuk mematuhi protokol kesehatan dalam tahapan kampanye.