Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah beberapa hari lalu direspon dengan penolakan oleh berbagai pihak, termasuk dari DPW PKS Sumsel.
- Kunker ke Palembang, Wapres Ma’ruf Amin Bagikan BLT Rp182 Miliar
- Giliran Menteri Meniru Jokowi, Pakai Kantor Kementerian untuk Bicara Capres
- Bahas Isu Terkini, Jenderal Agus Sambangi Jenderal Sigit di Mabes Polri
Baca Juga
"Sejak awal kita menolak rencana kenaikan harga BBM. Meski telah ditetapkan naik, kita tetap konsisten menolak," ujar Ketua DPW PKS Sumsel, Muhammad Toha.
Menurut Toha, Ekonomi rayat sekarang meski masih merangkak baru mau pulih dari Covid-19, serta hantaman kenaikan minyak goreng maka rakyat akan bertambah sengsara dengan naiknya harga BBM.
"Sebab kenaikan BBM tersebut akan berimbas kepada kenaikan di sektor lainnya, kenaikan harga barang pokok dan berbagai komoditas," kata Toha.
Lebih lanjut, Toha mengatakan pekerja sektor informal seperti petani, nelayan, buruh, UMKM, sopir angkutan, pedagang keliling akan semakin sulit akibat kenaikan BBM.
"Artinya ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu ongkos naik tapi penumpang sepi atau jika ongkos tidak dinaikkan maka pendapatan mereka bakal turun," tandas dia.
Sebagaimana diketahui harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9) pukul 14.30 WIB.
Harga Pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari sebelumnya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. [R]
- Target Jadi Peserta Pemilu, DPP PKP Sumsel Lakukan Konsolidasi Daerah
- Lima Hasil Konkret KTT G20, dari Pandemic Fund Sampai Transisi Energi
- PDIP Sumsel Targetkan 15 Kursi di Muara Enim, Ini Strateginya